Halaman

Minggu, 13 April 2025

6 Harapan Asasi Manusia agar Hidup Bermakna

Hidup adalah perjalanan yang penuh dengan tantangan, cobaan, dan kesempatan. KH. Anwar Zahid, seorang ulama yang dikenal dengan nasihat-nasihatnya yang sederhana namun dalam maknanya, menyampaikan bahwa "Hidup itu harus selamat, hidup itu harus sehat, hidup itu harus nikmat, hidup itu harus manfaat, hidup itu harus terhormat, serta hidup itu harus sukses dunia dan akhirat." Kalimat ini menjadi panduan bagi setiap manusia dalam menjalani hidup yang berkualitas, seimbang, dan penuh keberkahan. Setiap unsur yang disebutkan memiliki makna mendalam dan dapat menjadi pegangan bagi siapa saja yang ingin menjalani hidup dengan baik dan bermartabat.

Hidup itu Harus Selamat

Keselamatan adalah hal utama yang harus diperjuangkan dalam kehidupan. Tidak hanya selamat dari bahaya fisik, tetapi juga selamat dari keburukan akhlak, dosa, dan murka Allah. Al-Qur’an menegaskan,

. . . فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَاُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ  

"Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh, ia telah beruntung." (QS. Ali Imran [3]: 185). Keselamatan sejati adalah ketika seseorang bisa menjaga dirinya dari kebinasaan dunia dan kehancuran di akhirat. Oleh karena itu, penting untuk selalu berpegang teguh pada agama, berbuat baik, dan menjauhi segala bentuk keburukan.

Hidup itu Harus Sehat

Kesehatan adalah anugerah terbesar yang sering kali tidak disadari nilainya kecuali saat hilang. Rasulullah Saw. bersabda,

 نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

"Ada dua kenikmatan yang banyak manusia lalai darinya: kesehatan dan waktu luang." (HR. Al-Bukhari). Sehat bukan hanya soal fisik, tetapi juga mental dan spiritual. Islam mengajarkan keseimbangan dalam menjaga kesehatan dengan pola makan yang baik, berolahraga, istirahat yang cukup, serta menjaga hati dan pikiran dari penyakit batin seperti iri, dengki, dan stres.

Hidup Itu Harus Nikmat

Kenikmatan hidup bukan hanya tentang harta dan kesenangan duniawi, tetapi juga tentang ketenangan jiwa, kebahagiaan dalam keluarga, dan keberkahan dalam setiap aktivitas. Allah berfirman,

 مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan. (QS. An-Nahl [16]: 97). Nikmat yang sejati adalah ketika seseorang mampu bersyukur atas segala yang dimilikinya, menerima takdir dengan ikhlas, dan menjadikan kebahagiaan bukan dari apa yang dimiliki, tetapi dari bagaimana ia bersyukur dan berbagi dengan sesama.

Hidup Itu Harus Manfaat

Seorang Muslim yang baik adalah yang memberikan manfaat bagi orang lain. Rasulullah Saw. bersabda,

 خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya." (HR. Ahmad). Hidup yang penuh manfaat adalah hidup yang tidak hanya berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi juga kepedulian terhadap orang lain. Manfaat bisa dalam bentuk ilmu, tenaga, doa, maupun harta yang diberikan dengan niat tulus untuk kebaikan bersama.

Hidup Itu Harus Terhormat

Kehormatan dalam Islam bukan diukur dari harta atau jabatan, melainkan dari akhlak dan integritas seseorang. Allah berfirman,

 . . . اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗ

"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa." (QS. Al-Hujurat [49]: 13). Orang yang menjaga kehormatannya tidak akan menghalalkan segala cara untuk mencapai sesuatu. Ia akan menjaga kejujuran, harga diri, dan martabatnya, serta menjauhkan diri dari hal-hal yang merusak nama baiknya di dunia maupun di akhirat.

Hidup Itu Harus Sukses Dunia dan Akhirat

Kesuksesan yang sejati bukan hanya diukur dari kekayaan atau kedudukan, tetapi juga dari seberapa jauh seseorang bisa mencapai kebahagiaan dunia tanpa melupakan akhirat. Allah berfirman,

 وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ

Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. Berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qasas [28]: 77). Islam mengajarkan keseimbangan antara bekerja keras untuk dunia dan beribadah untuk akhirat. Seorang Muslim harus berusaha sebaik mungkin dalam setiap aspek kehidupan, tetapi tetap menjadikan ridha Allah sebagai tujuan utamanya.

Untuk mencapai semua aspek yang disebutkan KH. Anwar Zahid, seseorang perlu menjaga keseimbangan dalam hidup. Keselamatan, kesehatan, kenikmatan, kebermanfaatan, kehormatan, dan kesuksesan dunia akhirat tidak bisa dicapai dengan jalan instan. Dibutuhkan kesabaran, usaha, doa, serta komitmen untuk terus memperbaiki diri. Hidup yang berkualitas adalah hidup yang memiliki tujuan jelas dan dilakukan dengan penuh kesungguhan.

Penerapan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari dapat dimulai dengan hal-hal sederhana: menjaga ibadah dengan baik, bersikap jujur dalam pekerjaan, menjaga kesehatan tubuh, berbuat baik kepada orang lain, serta selalu belajar dan berkembang. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, hidup akan lebih terarah dan penuh dengan keberkahan.

Nasihat KH. Anwar Zahid adalah nasihat yang mengandung nilai-nilai kehidupan yang mendalam. Hidup yang selamat, sehat, nikmat, manfaat, terhormat, dan sukses dunia akhirat adalah impian setiap orang. Namun, semua itu hanya bisa diraih dengan usaha yang sungguh-sungguh, doa yang tak putus, serta ketulusan dalam berbuat baik. Dengan menjalani hidup sesuai dengan prinsip-prinsip ini, seseorang tidak hanya akan mendapatkan kebahagiaan di dunia, tetapi juga keselamatan dan keberkahan di akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Empat Pilar Kesuksesan: Kerja Keras, Tuntas, Ikhlas, dan Doa Orang Tua

  Ungkapan “ Kerja keras, kerja tuntas, kerja ikhlas, dan doa orang tua ” merupakan pa...