Halaman

Selasa, 15 April 2025

Mencintai Seperti Air, Mengalir Tanpa Batas

Ucapan penyair Rumi (lahir di Persia pada abad ke-13), “Biarkan cintamu seperti air, mengalir ke mana pun ia pergi,” adalah pernyataan yang sederhana namun sarat makna. Rumi, seorang sufi dan penyair besar, menggambarkan cinta sebagai sesuatu yang cair, tidak kaku, dan bebas. Seperti air, cinta sejati tidak dibatasi oleh bentuk, tempat, atau kondisi. Ia tidak memaksa atau menuntut, melainkan hadir dengan kelembutan yang menghidupkan dan menyuburkan apa pun yang disentuhnya. Dalam konteks kehidupan, ini adalah ajakan untuk mencintai secara tulus, tanpa syarat, dan tanpa pamrih, baik kepada sesama, alam, pekerjaan, bahkan kepada diri sendiri.

Ketika cinta diibaratkan seperti air, kita diajak untuk mencintai dengan cara yang fleksibel namun kuat. Air bisa menyesuaikan diri dengan segala bentuk wadah, namun dalam waktu yang cukup lama, ia bisa melubangi batu dan mengikis gunung. Begitu pula cinta yang konsisten, walau lembut, dapat menyembuhkan luka terdalam dan mengubah hati yang paling keras. Cinta bukan sekadar emosi romantis, tetapi energi yang menggerakkan kehidupan, dari kasih sayang ibu pada anak, pengabdian seorang guru, hingga kepedulian kecil yang kita berikan kepada orang asing.

Ucapan ini juga menanamkan nilai penting dalam membebaskan cinta dari ego. Air tidak memilih ke mana ia akan mengalir; ia memberi kehidupan kepada bunga maupun rumput liar, kepada taman maupun ladang gersang. Cinta yang tulus tidak menuntut balasan dan tidak menaruh syarat. Dalam hubungan antar manusia, ketika kita mencintai dengan cara ini, kita menciptakan ruang yang aman, tempat tumbuhnya pengertian dan penerimaan. Kita menjadi lebih sabar, lebih pemaaf, dan lebih damai. Ini bukan tentang menjadi lemah, melainkan kuat dengan cara yang anggun.

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak dari kita terjebak dalam cinta yang bersyarat: mencintai hanya saat merasa diperlakukan adil, menyayangi hanya saat suasana mendukung, atau peduli hanya saat merasa dihargai. Namun, seperti air yang tetap mengalir meski tak selalu mendapat pujian, cinta sejati tetap hadir walau dunia tak selalu ramah. Ini adalah bentuk tertinggi dari kebebasan: mencintai bukan karena kewajiban, tapi karena hati yang penuh. Cinta seperti ini akan menemukan jalannya sendiri, dan meski kadang tidak dihargai, ia akan selalu memberi jejak kebaikan.

Ucapan Rumi ini adalah pengingat lembut bahwa dalam dunia yang keras, cinta adalah kekuatan yang menyembuhkan dan menghubungkan. Biarlah cinta kita mengalir seperti air: menenangkan, memberi manfaat, dan selalu bergerak menuju yang lebih besar. Sebab pada akhirnya, hidup bukan tentang seberapa banyak yang kita miliki, tetapi seberapa luas dan bebas kita mencintai. Dan seperti sungai yang akhirnya kembali ke laut, cinta pun akan menemukan jalannya pulang selalu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cinta yang Menyesuaikan Diri: Kunci Harmoni dalam Rumah Tangga

Ungkapan " Termasuk kunci langgeng rumah tangga, istri (wanita) harus menyesuaika...