Senin, 30 Januari 2023

MEMBANGUN KOMITMEN MENULIS DI BLOG

Mendengar kata ‘komitmen’ terkadang mengingatkan seseorang kepada pasangan hidupnya. Setelah proses ijab dan qabul sang suami berkomitmen untuk menjadi pendamping setia bagi istrinya, begitupun sebaliknya sang istri berkomitmen untuk menemani suami dalam suka dan duka. Bisakah ‘komitmen’ tersebut dibawa ke konteks tulis-menulis? Bagaimana seorang penulis membangun ‘komitmen’ menulis di blog? Merujuk kepada kamus bahasa Indonesia komitmen adalah perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu. Dengan bahasa lainnya juga bisa disebut dengan istiqamah.

Dalam pertemuan ke-8 KBMN gelombang 28 pada hari Rabu, 25 Januari 2023 via zoom mulai pukul 19.00 WIB bersama narasumber hebat Bapak Drs. Dedi Dwitagama, M.Si. dengan moderator keren Bapak Sigid PN, SH. ada pertanyaan yang cukup mencengangkan dari narasumber, “Apakah nama bapak/ibu yang luar biasa ini ada di google?” Padahal kalau kita mencari ‘sandal jepit’ maka dengan mudah kita menemukannya. Aktivitas atau karya yang dihasilkan justru akan membuat nama kita mudah dilacak di internet. Seperti halnya dengan mudahnya kita menemukan nama Gajah Mada, Thomas Alfa Edison, Buya Hamka ketika melakukan searching di internet. Mengapa nama-nama mereka mudah dicari di internet? Karena mereka adalah orang-orang yang telah berhasil meninggalkan ‘jejak kehidupan’ dan karya yang bisa dinikmati oleh generasi-generasi setelahnya.

 Menurut informasi yang disampaikan oleh narasumber bahwa dari 3,31 juta guru cuma sedikit guru hebat. Faktor utamanya adalah mayoritas mereka tidak produktif (utamanya dalam menulis). Produktif itu apa yang kita lakukan mendatangkan hasil, bermanfaat, dan menguntungkan. Kalau kita produktif bukan kita yang mencari pekerjaan, tetapi justru pekerjaan yang mencari kita.

Ada sejumlah keuntungan bila seorang guru memiliki kepandaian menulis:

1. Aspek aktualisasi diri. Seorang guru yang memiliki keterampilan menulis akan menjadikan dirinya terangkat di mata publik. Bukan saja lingkungan sekolah atau dinas pendidikan yang akan mengenalnya, tetapi publik secara luas pun akan mengenal siapa dirinya. Kemampuan serta kapasitas keilmuan dirinya akan terangkat (karena ilmu akan mengangkat derajat pemiliknya sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah dalam al-Qur’an surat al-Mujadalah ayat 11).

2. Aspek popularitas. Dengan kemampuan lebih yang dimilikinya (selain mengajar), guru yang memiliki kemampuan menulis akan dengan sendirinya menjadi lebih dikenal rekan sejawat guru lainnya, lembaga pendidikan atau dinas pendidikan serta masyarakat luas lainnya yang membaca karya tulisnya.

3. Aspek ekonomis. Selain aktualisasi diri dan popularitas dirinya terangkat, seorang guru yang memiliki keterampilan menulis akan memperoleh keuntungan lainnya yang bersifat ekonomis. Misalnya guru yang berhasil menuliskan karyanya dan dimuat di media cetak seperti surat kabar atau majalah maka otomatis dirinya akan memperoleh honorarium yang cukup lumayan (sekitar 300 ribu rupiah). Lumayan bukan? Terlebih bila karya tulis itu sudah berwujud buku. Tentu nilai ekonomisnya semakin besar dengan sistem royalti dan bahkan apabila buku tersebut masuk kategori best-seller.

Sesuai dengan tema komitmen menulis di blog dapat dimaknai sebagai perjanjian atau keterikatan untuk menulis di blog secara kontinu atau melakukan kegiatan menulis di blog secara istiqamah. Blog sebagai salah satu platform media yang sangat bermanfaat untuk menyimpan dan menyampaikan informasi, ide, dan gagasan dalam bentuk tulisan, gambar, foto, video yang dikelola sendiri maupun secara kolaborasi. Bagi seorang guru blog bisa menjadi sarana untuk menuangkan tulisan/artikel bebas, modul ajar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), silabus, opini, dan karya lainnya.

Blog merupakan media online multifungsi yang sangat populer dan sudah mencapai 600 juta pemakai dan pengguna yang aktif di seluruh dunia. Dalam paparannya narasumber memberikan trik dan tips supaya bisa kontinu (istiqamah) dalam menulis di blog:

1.   Jadikan menulis itu adalah kebutuhan atau nutrisi tubuh (passion).

2. Jangan pedulikan penilaian orang lain. Menulislah sehingga tidak ada alasan tidak menulis.

3. Setiap ada ide dan waktu tuangkan dalam tulisan walaupun dalam bentuk kalimat yang sederhana.

4.  Jangan mudah down apabila tulisan kita tidak dibaca banyak orang, karena kita yakin tulisan kita pasti akan bermanfaat walaupun belum sekarang. Yakinlah tulisan kita akan menjadi ‘investasi’ bagi diri kita atau orang lain.

5.  Ketika ide menulis dalam blog mengalami kebuntuan, kita bisa menuliskan sesuka kita informasi yang pendek yang bisa kita ambilkan dari sumber lainnya.

6. Usahakan satu hari ada satu tulisan panjang atau pendek. Yang penting menulislah baik itu keterangan foto, aktivitas harian, atau informasi apapun lainnya.

            Akhirnya, menutup tulisan ini ayo kita bangun dari ‘tidur’ kita dan keluar dari zona aman dan nyaman. Mari kita manfaatkan blog sebagai media untuk menghasilkan investasi dan ‘jejak kehidupan’ yang bisa dinikmati oleh generasi-generasi setelah kita. Yakinlah tidak ada yang sia-sia dari apa yang kita tulis hari ini. Selamat ngeblog!

4 komentar:

Jejak Waktu: Memetik Hikmah di Setiap Langkah Perjalanan Hidup

“ Waktu adalah perjalanan, ambillah pelajaran dari setiap kejadian ” adalah ungkapan yang menggambarkan bagaimana waktu tidak hanya berger...