Mendengar kata
‘komitmen’ terkadang mengingatkan seseorang kepada pasangan hidupnya. Setelah
proses ijab dan qabul sang suami berkomitmen untuk menjadi
pendamping setia bagi istrinya, begitupun sebaliknya sang istri berkomitmen
untuk menemani suami dalam suka dan duka. Bisakah ‘komitmen’ tersebut dibawa ke
konteks tulis-menulis? Bagaimana seorang penulis membangun ‘komitmen’ menulis
di blog? Merujuk kepada kamus bahasa Indonesia komitmen adalah perjanjian
(keterikatan) untuk melakukan sesuatu. Dengan bahasa lainnya juga bisa disebut
dengan istiqamah.
Dalam pertemuan ke-8
KBMN gelombang 28 pada hari Rabu, 25 Januari 2023 via zoom mulai pukul 19.00
WIB bersama narasumber hebat Bapak Drs. Dedi Dwitagama, M.Si. dengan moderator
keren Bapak Sigid PN, SH. ada pertanyaan yang cukup mencengangkan dari
narasumber, “Apakah nama bapak/ibu yang luar biasa ini ada di google?”
Padahal kalau kita mencari ‘sandal jepit’ maka dengan mudah kita menemukannya. Aktivitas
atau karya yang dihasilkan justru akan membuat nama kita mudah dilacak di internet.
Seperti halnya dengan mudahnya kita menemukan nama Gajah Mada, Thomas Alfa
Edison, Buya Hamka ketika melakukan searching di internet. Mengapa nama-nama
mereka mudah dicari di internet? Karena mereka adalah orang-orang yang telah
berhasil meninggalkan ‘jejak kehidupan’ dan karya yang bisa dinikmati oleh
generasi-generasi setelahnya.
Menurut informasi yang disampaikan oleh narasumber
bahwa dari 3,31 juta guru cuma sedikit guru hebat. Faktor utamanya adalah
mayoritas mereka tidak produktif (utamanya dalam menulis). Produktif itu apa
yang kita lakukan mendatangkan hasil, bermanfaat, dan menguntungkan. Kalau kita
produktif bukan kita yang mencari pekerjaan, tetapi justru pekerjaan yang mencari
kita.
Ada sejumlah keuntungan
bila seorang guru memiliki kepandaian menulis:
1. Aspek aktualisasi diri.
Seorang guru yang memiliki keterampilan menulis akan menjadikan dirinya
terangkat di mata publik. Bukan saja lingkungan sekolah atau dinas pendidikan
yang akan mengenalnya, tetapi publik secara luas pun akan mengenal siapa
dirinya. Kemampuan serta kapasitas keilmuan dirinya akan terangkat (karena ilmu
akan mengangkat derajat pemiliknya sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah dalam
al-Qur’an surat al-Mujadalah ayat 11).
2. Aspek popularitas. Dengan kemampuan
lebih yang dimilikinya (selain mengajar), guru yang memiliki kemampuan menulis
akan dengan sendirinya menjadi lebih dikenal rekan sejawat guru lainnya, lembaga
pendidikan atau dinas pendidikan serta masyarakat luas lainnya yang membaca karya
tulisnya.
3. Aspek ekonomis. Selain aktualisasi
diri dan popularitas dirinya terangkat, seorang guru yang memiliki keterampilan
menulis akan memperoleh keuntungan lainnya yang bersifat ekonomis. Misalnya guru
yang berhasil menuliskan karyanya dan dimuat di media cetak seperti surat kabar
atau majalah maka otomatis dirinya akan memperoleh honorarium yang cukup
lumayan (sekitar 300 ribu rupiah). Lumayan bukan? Terlebih bila karya tulis itu
sudah berwujud buku. Tentu nilai ekonomisnya semakin besar dengan sistem
royalti dan bahkan apabila buku tersebut masuk kategori best-seller.
Sesuai dengan tema komitmen
menulis di blog dapat dimaknai sebagai perjanjian atau keterikatan untuk
menulis di blog secara kontinu atau melakukan kegiatan menulis di blog secara
istiqamah. Blog sebagai salah satu platform media yang sangat bermanfaat untuk
menyimpan dan menyampaikan informasi, ide, dan gagasan dalam bentuk tulisan, gambar,
foto, video yang dikelola sendiri maupun secara kolaborasi. Bagi seorang guru
blog bisa menjadi sarana untuk menuangkan tulisan/artikel bebas, modul ajar,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), silabus, opini, dan karya lainnya.
Blog merupakan media
online multifungsi yang sangat populer dan sudah mencapai 600 juta pemakai dan
pengguna yang aktif di seluruh dunia. Dalam paparannya narasumber memberikan
trik dan tips supaya bisa kontinu (istiqamah) dalam menulis di blog:
1. Jadikan
menulis itu adalah kebutuhan atau nutrisi tubuh (passion).
2. Jangan
pedulikan penilaian orang lain. Menulislah sehingga tidak ada alasan tidak
menulis.
3. Setiap
ada ide dan waktu tuangkan dalam tulisan walaupun dalam bentuk kalimat yang
sederhana.
4. Jangan
mudah down apabila tulisan kita tidak dibaca banyak orang, karena kita
yakin tulisan kita pasti akan bermanfaat walaupun belum sekarang. Yakinlah tulisan
kita akan menjadi ‘investasi’ bagi diri kita atau orang lain.
5. Ketika
ide menulis dalam blog mengalami kebuntuan, kita bisa menuliskan sesuka kita
informasi yang pendek yang bisa kita ambilkan dari sumber lainnya.
6. Usahakan satu hari ada satu tulisan panjang atau pendek. Yang penting menulislah baik itu keterangan foto, aktivitas harian, atau informasi apapun lainnya.
Akhirnya, menutup tulisan ini ayo kita bangun dari ‘tidur’ kita dan keluar dari zona aman dan nyaman. Mari kita manfaatkan blog sebagai media untuk menghasilkan investasi dan ‘jejak kehidupan’ yang bisa dinikmati oleh generasi-generasi setelah kita. Yakinlah tidak ada yang sia-sia dari apa yang kita tulis hari ini. Selamat ngeblog!
Keren pak👍🏻
BalasHapusTerima kasih Ibu Deasy atas atensinya.
HapusResumenya lengkap dan keren
BalasHapusTerima kasih dan semoga bermanfaat.
Hapus