Menarik sekali
pertemuan Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) gelombang 28 pada hari Jum’at
malam, 27 Januari 2023 bersama narasumber hebat dan produktif Bapak Prof. Dr.
Ngainun Naim, M.HI dari UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung bersama moderator
guru yang hebat juga Ibu Lely Suryani, S.Pd.SD dengan tema “MENULIS ITU MUDAH”.
Prof. Naim menyampaikan
satu ungkapan yang sangat inspiratif dan memotivasi “Jika ada orang
beralasan sibuk lalu tidak menulis, saya hampir yakin ketika banyak waktu luang
pun ia juga tetap tidak menulis”. Bagi sebagian orang, menulis merupakan
sesuatu yang menyulitkan. Malas rasanya untuk memulai, tak ada ide atau sibuk
dengan urusan lain. Boleh jadi bingung untuk memulai menyusun tulisan atau
tidak percaya diri. Faktor itulah yang menghantui penulis pemula dan para guru
yang ingin menulis.
Jangan takut, jika ada
kemauan, di situ akan ada jalan. Jadi, mulai buang rasa tidak percaya diri dan
camkan bahwa kita semua dapat menjadi penulis. Bapak dan ibu adalah guru yang
pandai menulis. Perkara tulisan kita dianggap jelek oleh orang lain, ketahuilah
bahwa mereka yang senang merendahkan adalah yang tak memiliki kemampuan sama
sekali. Bila malu tulisan kita dibaca orang lain, merasa kurang menguasai,
bukankah itu instrospeksi aktif, yang ditindaklanjuti dengan perbaikan. Manusia
pembelajar selalu menyediakan waktunya untuk belajar sepanjang hayat. Karya
kita boleh jadi jelek, tapi memperbaikinya adalah niscaya, kita perbaiki tanpa
harus merasa malu. Lebih baik berkarya dengan kualitas pas-pasan daripada tidak
pernah berkarya sama sekali.
Dalam mengatasi masalah
di atas, Prof Naim selaku narasumber memberikan tips dan trik sebagai
solusinya, di antaranya:
a. Jika
ingin menjadi penulis, abaikan sikap takut, malu, khawatir dan selainnya
sewaktu tulisan kita diposting. Ketika mendapatkan kritik, maka kita jadikan
sebagai sarana untuk memperbaiki tulisan kita.
b. Paksalah
diri kita untuk menulis setiap hari, serta hindari perasaan takut jelek, takut
salah dan sebagainya. Sesuatu yang dibiasakan lama kelamaan akan membuatnya lebih
mudah. Hal ini selaras dengan ungkapan “bisa karena biasa”.
c. Kesulitan
memulai menulis pada alinea awal bisa diatasi dengan membuat prolog sederhana
karena ini merupakan pintu masuk untuk paragraf berikutnya.
d. Lawan
terbesar dalam menulis adalah diri kita sendiri. Untuk membuat tulisan kita
berkualitas maka teruslah menulis karena kualitas akan meningkat seiring dengan
banyaknya karya yang dihasilkan dan juga terus belajar tanpa henti, serta
banyak mencari informasi dan membaca dari berbagai sumber.
e. Kehilangan
ide saat menulis bisa diatasi dengan mengemil/mencicil yaitu dengan membiasakan
membuat template atau semacam kerangka (outline) sederhana dari apa yang akan
kita tulis.
f. Berusaha
menikmati apa yang ditulis/dikerjakan adalah cara agar menulis itu tidak
menjadi beban, dan tidak lupa untuk fokus dan terus berlatih. Kesibukan bukan
hambatan dalam menulis, kuncinya adalah komitmen yang dilakukan dengan riang
gembira. Manfaatkan jeda waktu, jaga semangat, dan yakinlah bahwa menulis itu
memberikan keberkahan hidup.
g. Manajemen
nafsu sangat penting dalam menulis, karena cara menundukkan nafsu dari menulis
dalam kategori yang berat-berat adalah dengan mengelola nafsu tersebut. Kita
bisa menurunkan target, mulai dari yang ringan dan sederhana tetapi selesai.
Tulisan yang berat basisnya adalah otak kiri dan yang ringan adalah otak kanan,
maka seimbangkan keduanya dengan memulai dari otak kanan lebih dulu maka otak
kiri akan mengikuti.
h. Banyak
membaca, mengamati, dan menganalisis tulisan-tulisan orang lain yang sesuai dengan
apa yang kita tulis merupakan cara untuk menjadikan tulisan kita menjadi
menarik, karena membaca adalah amunisi menulis. Banyak membaca akan membuat
imajinasi kita menjadi kaya dan pilihan kosakata bervariasi sehingga data biasa
mampu diolah menjadi luar biasa. Jadi kuncinya adalah sering latihan karena
menulis itu tidak instan dan tidak ada yang langsung baik, diperlukan terus
berlatih agar yang awalnya biasa menjadi luar biasa.
i. Sebelum
mengajak orang lain menulis maka wajibkan diri kita menulis, karena jika kita
menjadi teladan, orang lain akan terinspirasi dan mengikuti.
Menulis merupakan proses kreatif yang menggunakan daya nalar. Aktivitas menulis bukanlah pekerjaan yang spontan. Karena pada hakikatnya menulis itu merupakan aktivitas yang terencana dan berpikir yang terstruktur. Jadi proses menulis tidak ujug-ujug begitu saja. Bila digambarkan dalam sebuah alur sistem, menulis itu merupakan bagian dari proses untuk menghasilkan produk. Hasil akhir dari sistem penulisan itu adalah lahirnya sebuah karya tulis (produk) yang bisa berupa artikel, karangan ilmiah, ataupun buku. Sedangkan menulis adalah proses kerjanya untuk menghasilkan produk tulisan tersebut. Maka bagaimana sebuah proses produksi untuk menghasilkan produk yang diinginkan tersebut istimewa, tentu saja perlu adanya latihan intens dan berkesinambungan, ibarat pepatah “bisa karena biasa”.
Akhirnya, bagi seorang penulis di dalam mengembangkan kreativitas dan sense-nya hendaknya untuk tidak meninggalkan membaca buku, artikel, jurnal, atau yang lainnya. Karena dengan membaca maka wawasan akan terus bertambah. Penulis yang baik akan terbiasa membaca, meskipun tentunya lebih memprioritaskan sesuai tingkat kebutuhan untuk bahan karya tulisnya. Selamat menulis!
Paket komplit
BalasHapusTerima kasih Ibu Sukmi atas atensinya. Masih terus belajar untuk menjadi lebih baik.
Hapus