Keren! Kiranya kata ini
cukup mengawali pertemuan Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) gelombang 28
pada hari Rabu, 1 Februari 2023 pada pukul 19.00 WIB bersama narasumber hebat
Ibu Widya Setianingsih, S.Ag dan moderator Ibu Mutmainah, M.Pd dengan tema yang
menarik “Mengelola Majalah Sekolah”.
Memulai paparannya Ibu
Widya Setianingsih menyampaikan motivasi yang dikemas dalam sebuah pantun, “Tak
akan mundur sebelum resume meluncur. Pantang menyerah sebelum buku solo
tercipta”. Narasumber menyampaikan juga bahwa kunci untuk melejitkan
potensi kita untuk menjadi penulis yang produktif adalah MAU, dan
dikemas dalam kalimat motivasi juga, “Bagaimanapun juga satu ons tindakan
lebih berarti daripada satu ton pemikiran”. Oleh karena itu, ayo segera
bersiap keluar dari zona nyaman untuk menyambut kesuksesan.
Untuk menjadi MAU, semua berpulang pada diri kita masing-masing. Tanyakan pada hati kita, apa yang akan kita torehkan dalam hidup ini? Apa yang bisa kita berikan pada anak cucu untuk mengenang kita? NIAT dan KOMITMEN itu kuncinya. Bergabung dengan komunitas menulis akan menjaga niat kita menulis tetap menyala. Jadikan keinginan mau menulis sebagai suatu kebutuhan. Jadikan keinginan menulis seperti UDARA yang akan membuat kita sesak nafas tanpanya. Jadikan menulis sebagai RENJANA yang membuat kita ketagihan jika tidak menulis.
Untuk lebih
menyemarakkan suasana, narasumber menggugah semangat peserta KBMN dengan
untaian motivasi yang terukir dalam bait-bait berikut:
Kita adalah denting
yang beresonansi
Mengurai nada dalam
riuh dan sepi
Kita adalah deretan
huruf yang berbaris tak berjeda
Mengungkap setiap kisah
dalam suka dan duka
Kita adalah seutas tali
yang terhubung dalam tarikan jemari
Berbisik dalam hati,
dan bercerita dari dalam mimpi.
Pada kesempatan ini narasumber berbagi pengalaman seputar majalah sekolah. Majalah sekolah merupakan media komunikasi yang diterbitkan di lingkungan sekolah. Isi majalah sekolah berkaitan dengan kepentingan komunikasi pendidikan dan pengajaran di sekolah. Majalah sekolah berfungsi sebagai sarana ekspresi dan berkreasi bagi peserta didik untuk mengungkapkan gagasan yang dia tulis dalam bentuk artikel, cerita pendek, atau puisi. Selain itu, peserta didik juga berlatih untuk menulis sebuah laporan berdasarkan wawancara.
Keberadaan majalah
sekolah juga berfungsi untuk melatih berorganisasi dan kerjasama di dalam tim.
Dengan ikut terlibat di dalam pembuatan majalah sekolah, peserta didik akan
berlatih untuk bekerja sama di dalam sebuah tim redaksi sehingga menjadi modal
pengalaman yang berharga bagi peserta didik kelak pada masa mendatang. Majalah
sekolah yang dikelola dengan serius atau profesional bisa menjadi sarana
publikasi sekolah secara lebih luas dan efektif. Tak hanya bermanfaat bagi
sekolah, para penulis yaitu guru maupun peserta didik juga akan lebih dikenal
dengan menulis di sebuah majalah sekolah.
Setiap sekolah tentu
ingin dikenal oleh khalayak luas. Baik sekolah negeri, lebih-lebih sekolah
swasta. Selain itu sebagai lembaga formal, komunikasi, promosi, dan sosialisasi
dengan orang tua, masyarakat sebagai STAKE HOLDER sangat diperlukan. Semua itu
dapat terjawab dengan hadirnya majalah sekolah. Tentu sebagian dari kita
berpikir, rasanya tidak mampu punya majalah sendiri. SDM kurang, biaya tidak
ada dan dukungan dari sekolah kurang optimal. Untuk mengatasi semua itu, kuncinya
jangan takut mencoba sesuatu yang baru, kerja keras, dan semangat.
Dalam pertemuan ini
narasumber juga menjelaskan langkah-langkah yang ditempuh untuk menerbitkan
majalah sekolah:
1. Menyatukan
ide dan gagasan. Mencari teman-teman yang memiliki jiwa literasi dan organisasi,
serta membentuk susunan redaksi majalah. Biasanya tim redaksi terdiri atas:
pemimpin redaksi, sekretaris redaksi, bendahara redaksi, editor, koordinator
liputan, koordinator non liputan, reporter, ilustrator, dan penata letak (lay-outer).
2. Membuat
rancangan majalah, menentukan nama majalah, isi berita, pendanaan, dan lain
sebagainya.
3. Menentukan
rubrik majalah yang disesuaikan dengan kebutuhan majalah. Beberapa rubrik
tertentu juga bisa ditampilkan sebagai ciri khas dari majalah. Beberapa rubrik
untuk majalah sekolah di antaranya:
a) Laporan
utama atau fokus utama.
b) Berita
tentang kegiatan-kegiatan di sekolah.
c) Artikel
atau kolom (bisa diisi oleh guru dengan tema bebas atau bisa sesuai dengan
fokus utama maupun tema lainnya).
d) Wawancara.
Misalnya wawancara dengan Kepala Dinas Pendidikan terkait persiapan Ujian
Nasional (UN).
e) Profil
tokoh inspiratif (bisa diisi dengan guru atau peserta didik yang berprestasi di
sekolah. Siapa pun yang bisa menjadi inspirasi dapat ditampilkan di rubrik
ini).
f) Fiksi
berupa cerita pendek dan puisi. Rubrik ini memberi kesempatan yang luas bagi
para peserta didik untuk unjuk karya.
g) Dan
juga rubrik-rubrik yang lain, seperti: komik atau gambar seri, resensi buku,
pojok sains, english corner, klinik matematika, tips atau kiat, dan teka-teki
atau kuis.
4. Menentukan
dead line, yaitu tenggat atau batas waktu yang meliputi batas waktu
pengumpulan naskah, target selesai editing, maupun selesai proses tata
letak dan cetak.
5. Mengajukan
dan membuat proposal yang meliputi latar belakang, tujuan, susunan redaksi,
anggaran dana, dan sebagainya.
6. Mencari
rekanan pendukung, percetakan, sponsor, dan lain-lain.
7. Melakukan
sosialisasi kepada orang tua tentang manfaat dan pentingnya suatu majalah
sekolah.
Yang tidak kalah
penting dan perlu diketahui juga terkait beberapa tips untuk mengelola majalah
sekolah:
a. Harus
ada seseorang yang menjadi motor dan mendorong serta mengompori crew.
b. Peserta
didik perlu dilibatkan untuk ikut menulis sehingga orang tua akan senang
melihat anaknya berkarya. Apabila orang tua paham dan mengerti tentang
pentingnya majalah sekolah, mereka akan ikut promosi dan bangga dengan adanya
majalah sekolah tersebut. Lebih-lebih jika foto anaknya terpampang di majalah.
c. Mengatur
sendiri budget majalah kita. Jika ingin menekan budget kita bisa
mengurangi halamannya, bisa hitam putih tidak perlu warna.
Sebelum mengakhiri
pertemuan, narasumber menjelaskan perbedaan antara majalah, tabloid, dan
buletin supaya para peserta dan pembaca bisa memahami dengan baik perbedaannya:
a. Majalah
- Ukuran
umumnya A4, Letter dan B5 atau F4.
- Kertas
yang digunakan lebih halus dan tebal (art paper/art carton).
- Memuat
artikel yang berisi topik popular bagi masyarakat umum.
b. Tabloid
- Ukuran
umumnya A3.
- Kertas
yang dipakai lebih kasar dan tipis (kertas koran).
- Cenderung
mengangkat artikel tentang gosip, astrologi, berita kriminal, dan olahraga.
c. Buletin
- Ukuran
umumnya F4, A5 atau A4.
- Kertas
yang digunakan lebih halus (art paper).
- Memuat artikel yang berisi topik kejadian popular.
Sahabat penulis, kita tidak akan tahu seberapa besar kemampuan kita sebelum kita mencoba menghadapi kesulitan. Tuangkan rasa cinta pada lembaga kita dengan membuat sekolah kita popular dengan hadirnya majalah sekolah. Teruslah berjuang dan yakinlah akan ada tangan-tangan orang baik yang akan menguatkan langkah kita. Selamat berkarya!
Mantul komplit
BalasHapusTerima kasih Ibu Sukmi atas atensinya. Semoga bisa lebih baik lagi.
HapusTerima kasih Ibu Rustia Warnida atas atensinya. Masih belajar dan semoga bisa lebih baik lagi.
BalasHapus