Jumat, 03 Februari 2023

KIAT SUKSES MENGELOLA MAJALAH SEKOLAH

 

Keren! Kiranya kata ini cukup mengawali pertemuan Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) gelombang 28 pada hari Rabu, 1 Februari 2023 pada pukul 19.00 WIB bersama narasumber hebat Ibu Widya Setianingsih, S.Ag dan moderator Ibu Mutmainah, M.Pd dengan tema yang menarik “Mengelola Majalah Sekolah”.

Memulai paparannya Ibu Widya Setianingsih menyampaikan motivasi yang dikemas dalam sebuah pantun, “Tak akan mundur sebelum resume meluncur. Pantang menyerah sebelum buku solo tercipta”. Narasumber menyampaikan juga bahwa kunci untuk melejitkan potensi kita untuk menjadi penulis yang produktif adalah MAU, dan dikemas dalam kalimat motivasi juga, “Bagaimanapun juga satu ons tindakan lebih berarti daripada satu ton pemikiran”. Oleh karena itu, ayo segera bersiap keluar dari zona nyaman untuk menyambut kesuksesan.

Untuk menjadi MAU, semua berpulang pada diri kita masing-masing. Tanyakan pada hati kita, apa yang akan kita torehkan dalam hidup ini? Apa yang bisa kita berikan pada anak cucu untuk mengenang kita? NIAT dan KOMITMEN itu kuncinya. Bergabung dengan komunitas menulis akan menjaga niat kita menulis tetap menyala. Jadikan keinginan mau menulis sebagai suatu kebutuhan. Jadikan keinginan menulis seperti UDARA yang akan membuat kita sesak nafas tanpanya. Jadikan menulis sebagai RENJANA yang membuat kita ketagihan jika tidak menulis.

Untuk lebih menyemarakkan suasana, narasumber menggugah semangat peserta KBMN dengan untaian motivasi yang terukir dalam bait-bait berikut:

Kita adalah denting yang beresonansi

Mengurai nada dalam riuh dan sepi

Kita adalah deretan huruf yang berbaris tak berjeda

Mengungkap setiap kisah dalam suka dan duka

Kita adalah seutas tali yang terhubung dalam tarikan jemari

Berbisik dalam hati, dan bercerita dari dalam mimpi.

Pada kesempatan ini narasumber berbagi pengalaman seputar majalah sekolah. Majalah sekolah merupakan media komunikasi yang diterbitkan di lingkungan sekolah. Isi majalah sekolah berkaitan dengan kepentingan komunikasi pendidikan dan pengajaran di sekolah. Majalah sekolah berfungsi sebagai sarana ekspresi dan berkreasi bagi peserta didik untuk mengungkapkan gagasan yang dia tulis dalam bentuk artikel, cerita pendek, atau puisi. Selain itu, peserta didik juga berlatih untuk menulis sebuah laporan berdasarkan wawancara.

Keberadaan majalah sekolah juga berfungsi untuk melatih berorganisasi dan kerjasama di dalam tim. Dengan ikut terlibat di dalam pembuatan majalah sekolah, peserta didik akan berlatih untuk bekerja sama di dalam sebuah tim redaksi sehingga menjadi modal pengalaman yang berharga bagi peserta didik kelak pada masa mendatang. Majalah sekolah yang dikelola dengan serius atau profesional bisa menjadi sarana publikasi sekolah secara lebih luas dan efektif. Tak hanya bermanfaat bagi sekolah, para penulis yaitu guru maupun peserta didik juga akan lebih dikenal dengan menulis di sebuah majalah sekolah.   

Setiap sekolah tentu ingin dikenal oleh khalayak luas. Baik sekolah negeri, lebih-lebih sekolah swasta. Selain itu sebagai lembaga formal, komunikasi, promosi, dan sosialisasi dengan orang tua, masyarakat sebagai STAKE HOLDER sangat diperlukan. Semua itu dapat terjawab dengan hadirnya majalah sekolah. Tentu sebagian dari kita berpikir, rasanya tidak mampu punya majalah sendiri. SDM kurang, biaya tidak ada dan dukungan dari sekolah kurang optimal. Untuk mengatasi semua itu, kuncinya jangan takut mencoba sesuatu yang baru, kerja keras, dan semangat.

Dalam pertemuan ini narasumber juga menjelaskan langkah-langkah yang ditempuh untuk menerbitkan majalah sekolah:

1.  Menyatukan ide dan gagasan. Mencari teman-teman yang memiliki jiwa literasi dan organisasi, serta membentuk susunan redaksi majalah. Biasanya tim redaksi terdiri atas: pemimpin redaksi, sekretaris redaksi, bendahara redaksi, editor, koordinator liputan, koordinator non liputan, reporter, ilustrator, dan penata letak (lay-outer).

2.   Membuat rancangan majalah, menentukan nama majalah, isi berita, pendanaan, dan lain sebagainya.

3.  Menentukan rubrik majalah yang disesuaikan dengan kebutuhan majalah. Beberapa rubrik tertentu juga bisa ditampilkan sebagai ciri khas dari majalah. Beberapa rubrik untuk majalah sekolah di antaranya:

a)    Laporan utama atau fokus utama.

b)   Berita tentang kegiatan-kegiatan di sekolah.

c)  Artikel atau kolom (bisa diisi oleh guru dengan tema bebas atau bisa sesuai dengan fokus utama maupun tema lainnya).

d) Wawancara. Misalnya wawancara dengan Kepala Dinas Pendidikan terkait persiapan Ujian Nasional (UN).

e)   Profil tokoh inspiratif (bisa diisi dengan guru atau peserta didik yang berprestasi di sekolah. Siapa pun yang bisa menjadi inspirasi dapat ditampilkan di rubrik ini).

f)  Fiksi berupa cerita pendek dan puisi. Rubrik ini memberi kesempatan yang luas bagi para peserta didik untuk unjuk karya.

g) Dan juga rubrik-rubrik yang lain, seperti: komik atau gambar seri, resensi buku, pojok sains, english corner, klinik matematika, tips atau kiat, dan teka-teki atau kuis.

4. Menentukan dead line, yaitu tenggat atau batas waktu yang meliputi batas waktu pengumpulan naskah, target selesai editing, maupun selesai proses tata letak dan cetak.

5.  Mengajukan dan membuat proposal yang meliputi latar belakang, tujuan, susunan redaksi, anggaran dana, dan sebagainya.

6.    Mencari rekanan pendukung, percetakan, sponsor, dan lain-lain.

7.  Melakukan sosialisasi kepada orang tua tentang manfaat dan pentingnya suatu majalah sekolah.

Yang tidak kalah penting dan perlu diketahui juga terkait beberapa tips untuk mengelola majalah sekolah:

a.    Harus ada seseorang yang menjadi motor dan mendorong serta mengompori crew.

b.  Peserta didik perlu dilibatkan untuk ikut menulis sehingga orang tua akan senang melihat anaknya berkarya. Apabila orang tua paham dan mengerti tentang pentingnya majalah sekolah, mereka akan ikut promosi dan bangga dengan adanya majalah sekolah tersebut. Lebih-lebih jika foto anaknya terpampang di majalah.

c. Mengatur sendiri budget majalah kita. Jika ingin menekan budget kita bisa mengurangi halamannya, bisa hitam putih tidak perlu warna.

Sebelum mengakhiri pertemuan, narasumber menjelaskan perbedaan antara majalah, tabloid, dan buletin supaya para peserta dan pembaca bisa memahami dengan baik perbedaannya:

a.    Majalah

-       Ukuran umumnya A4, Letter dan B5 atau F4.

-       Kertas yang digunakan lebih halus dan tebal (art paper/art carton).

-       Memuat artikel yang berisi topik popular bagi masyarakat umum.

b.   Tabloid

-       Ukuran umumnya A3.

-       Kertas yang dipakai lebih kasar dan tipis (kertas koran).

-       Cenderung mengangkat artikel tentang gosip, astrologi, berita kriminal, dan olahraga.

c.    Buletin

-       Ukuran umumnya F4, A5 atau A4.

-       Kertas yang digunakan lebih halus (art paper).

-       Memuat artikel yang berisi topik kejadian popular.

        Sahabat penulis, kita tidak akan tahu seberapa besar kemampuan kita sebelum kita mencoba menghadapi kesulitan. Tuangkan rasa cinta pada lembaga kita dengan membuat sekolah kita popular dengan hadirnya majalah sekolah. Teruslah berjuang dan yakinlah akan ada tangan-tangan orang baik yang akan menguatkan langkah kita. Selamat berkarya!



3 komentar:

  1. Balasan
    1. Terima kasih Ibu Sukmi atas atensinya. Semoga bisa lebih baik lagi.

      Hapus
  2. Terima kasih Ibu Rustia Warnida atas atensinya. Masih belajar dan semoga bisa lebih baik lagi.

    BalasHapus

Jejak Waktu: Memetik Hikmah di Setiap Langkah Perjalanan Hidup

“ Waktu adalah perjalanan, ambillah pelajaran dari setiap kejadian ” adalah ungkapan yang menggambarkan bagaimana waktu tidak hanya berger...