Rabu, 15 Maret 2023

MENJADI PENULIS BUKU DI PENERBIT MAYOR

Mengikuti Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) gelombang 28 memberikan banyak pengalaman berharga. Salah satunya bertemu teman-teman sefrekwensi di seluruh Nusantara. Yang tadinya maju mundur, malu-malu mau menulis, yang tidak percaya diri dengan tulisannya akhirnya jadi berani untuk menulis. Langsung dipublish di blog dan dibaca banyak orang.

Pertemuan ke-26 KBMN gelombang 28 pada hari Rabu, 8 Maret 2023 menghadirkan tema yang sangat menarik “Menjadi Penulis Buku di Penerbit Mayor”. Tentunya banyak yang ingin tahu tentang penerbit mayor dan bagaimana caranya agar naskah kita bisa tembus ke sana? Jawabannya bisa didapatkan dari pertemuan ke-26 ini bersama narasumber yang benar-benar “mumpuni”, bukan hanya namanya saja tapi juga pengetahuan dan profesinya di bidang penerbitan khususnya penerbit mayor. Beliau adalah Bapak Joko Irawan Mumpuni, Direktur Penerbit ANDI Yogyakarta. Beliau juga tercatat sebagai anggota Dewan Pertimbangan IKAPI DIY, penulis buku bersertifikat BSNP dan Asesor BNSP.

Setiap penulis mempunyai impian kalau bukunya bisa diterbitkan oleh penerbit mayor. Tidak banyak jumlah penerbit mayor di Indonesia. Menjadi penerbit mayor memiliki kriteria yang tidak mungkin dapat diraih dalam waktu pendek, tetapi bisa sampai puluhan tahun. Syarat menjadi penerbit mayor salah satunya harus sudah memiliki judul terbitan buku puluhan ribu judul dan tiap tahunnya harus menerbitkan ratusan judul secara konsisten.

Penerbit adalah industri kreatif yang di dalamnya ada kolaborasi insan-insan kreatif: penulis, editor, layouter, ilustrator, dan desain grafis. Ini adalah bagian dari industri kreatif penerbitan cetak. Saat ini dan mendatang akan bertambah insan-insan kreatif bidang lain yang akan bergabung seiring dengan perkembangan dunia penerbitan yang kini sudah mengarah pada Publisher 5.0 yang memanfaatkan teknologi IT untuk menerbitkan karya-karya kreatif.

Ada jenis-jenis buku di dunia ini, biasanya klasifikasi jenis buku digambar dengan grafis yang mirip sirip ikan seperti ini:

Dua kategori besar jenis buku adalah buku Teks (buku sekolah-kampus) dan buku Non Teks (buku-buku populer). Buku sekolah disebut buku pelajaran sedangkan kampus disebut buku Perti (Perguruan Tinggi). Buku Non Teks dibagi dua lagi menjadi buku Fiksi dan Non Fiksi.

Buku Perguruan Tinggi dibagi dua lagi menjadi buku Eksak dan Non Eksak.

Sekarang kita cek pada diri kita masing-masing pada level mana terkait dengan tulis menulis, perhatikan gambar berikut:

Untuk industri penerbitan bila digambar utuh lengkap maka ekosistemnya seperti ini:

Namun, bila disederhanakan akan menjadi seperti ini:

Tingkat literasi bangsa ini sampai saat ini masih banyak dikeluhkan banyak pihak akibat rendahnya tingkat literasi dibanding negara lain sekawasan. Di antara sebabnya:

1.    Minat baca

a.    Budaya baca

b.    Kurangnya bahan bacaan

c.    Kualitas bacaan

2.    Minat tulis

a.    Budaya tulis

b.    Tidak tahu prosedur menulis dan penerbitan

c.    Anggapan yang salah tentang dunia penulisan dan penerbitan

3.    Apresiasi hak cipta

a.    Pembajakan

b.    Duplikasi non legal

c.    Perangkat hukum

Selanjutnya untuk mengetahui bagaimana proses penerbitan mulai dari memasukkan atau mengirimkan naskah buku ke penerbit hingga buku itu terbit dan beredar. Inilah gambarnya:

Setelah mengetahui proses bagaimana naskah buku dari awal sampai beredar di pasaran, kita perlu mengetahui penerbit yang baik, yaitu:

1.    Memiliki visi dan misi yang jelas

2.    Memiliki bussines core lini produk tertentu

3.    Pengalaman penerbit

4.    Jaringan pemasaran

5.    Memiliki percetakan sendiri

6.    Keberanian mencetak jumlah eksemplar

7.    Kejujuran dalam pembayaran royalti

 Di samping mengetahui penerbit yang baik, kita perlu juga memberikan kewaspadaan terhadap penerbit yang dicirikan sebagai berikut:

1.    Hanya bertindak sebagai broker naskah

2.    Alamat tidak jelas

3.    Tidak ada dokumen perjanjian penerbitan yang baik

4.    Tidak memiliki jaringan pemasaran dan distribusi sendiri

5.    Tidak memiliki percetakan sendiri

6.    Prosentase royalti tidak wajar

7.    Laporan keuangan tidak jelas

Sekarang mengapa kita harus menulis? Apa sih yang didapatkan ketika penulis tersebut sudah berhasil menerbitkan buku secara profesional dan diterbitkan oleh penerbit yang bereputasi. Ini yang akan didapatkan beserta rincian penjelasannya:

1.    Peningkatan finansial

a.    Royalti

b.    Diskon pembelian langsung

c.    Seminar atau mengajar

2.    Peningkatan karir

a.    Adanya kebutuhan peningkatan status jabatan

b.    Peluang karir di institusi atau perusahaan

3.    Kebutuhan batin

a.    Buku sebagai karya monumental yang akan dikenang sepanjang masa

4.    Reputasi

a.    Buku sebagai karya yang terpublikasi akan meningkatkan reputasi penulisnya

Pertanyaan besar yang sering muncul adalah apa kriteria agar naskah buku dapat diterima oleh penerbit untuk dapat diterbitkan, karena tidak semua naskah dapat diterima. Sebagai contoh penerbit ANDI tiap bulan menerima naskah masuk bisa sampai 500 naskah. Namun yang diterima untuk diterbitkan hanya 50 judul saja.

Pasti sekarang ada yang bertanya, “Lalu apa yang dimaksud dengan tema populer dan bagaimana cara menilainya?” tentunya jawabnya dengan data. Salah satu data yang kami pakai adalah trend dari google trend, contohnya:

Kalau tadi telah dibahas bagaimana mengetahui tema-tema yang menarik, sekarang bagaimana cara penerbit mengukur reputasi penulis? Semua pasti pakai data. Dalam hal ini penerbit memakai data salah satunya dari Google Scholar/Cendekia, lihat gambarnya:

Penerbit akan sangat berhati-hati jika ada buku-buku yang bertema memiliki pasar sempit dan Lifecycle pendek. Namun penerbit akan senang dengan tema-tema buku yang memiliki Lifecycle panjang dan market lebar.

Masalah selingkung ini juga banyak ditanyakan “Penerbit Bapak memakai gaya selingkung apa?” Jawabnya kami memakai gaya selingkung apapun yang dipakai penulis. Salah satu buku yang pakai selingkung Vancouver Style.

Sebagai seorang penulis, sebenarnya Anda termasuk penulis yang idealis atau industrialis?

1.    Penulis berpikir idealis

a.    Menulis tidak begitu memperhatikan kebutuhan pasar

b.    Tidak begitu suka dengan campur tangan pihak lain

c.    Imbalan finansial tidak begitu dipentingkan

d.   Kesempurnaan sebuah karya lebih penting daripada produktifitas

2.    Penulis berpikir industrialis

a.    Menulis dengan sangat memperhatikan kebutuhan pasar

b.    Terbuka dan lapang dada terhadap segala intervensi pihak lain

c.    Imbalan finansial merupakan tujuan utama

d.   Terkadang kesempurnaan karya tidak lebih penting daripada produktifitas

Mana yang lebih baik? Dua-duanya baik bagi penerbit. Sehingga penerbit akan memakai kombinasinya:

Jadi penerbit akan menerima naskah buku yang memiliki pangsa pasar yang luas.

Akhirnya, setelah mengetahui dan memahami dengan detail terkait bagaimana menulis buku di penerbit mayor, sepertinya tidak ada alasan lagi bagi kita untuk tidak memulai menulis. Sebagai penutup, mengutip ucapan Imam Al-Ghazali, “Bila kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah”. Selamat menulis!


Selasa, 14 Maret 2023

POIN BUKU PADA KENAIKAN PANGKAT PNS

Pertemuan ke-25 dari Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) gelombang 28 pada hari Senin, 6 Maret 2023 menghadirkan tema yang menarik yaitu “Poin Buku Pada Kenaikan Pangkat PNS” bersama narasumber hebat Bapak Dr. Imron Rosidi, M.Pd dan dipandu moderator keren Ibu Yandri Novita Sari, S.Pd.

Mengawali acara moderator mengutip kalimat dari Samuel Johnson, “Karya-karya yang hebat dilakukan bukan dengan kekuatan, tetapi juga dengan ketekunan”. Di samping itu, juga disampaikan informasi bahwa faktor pendukung untuk kenaikan pangkat bagi seorang pendidik adalah menulis buku. Tidak jarang banyak pendidik yang berargumentasi bahwa menulis buku suatu hal yang susah. Apakah benar begitu? Lalu buku bagaimana yang masuk kategori kenaikan pangkat PNS serta apa saja jenisnya? Semuanya akan dibahas bersama narasumber pada pertemuan ke-25 dari KBMN gelombang 28.

Bapak Dr. Imron Rosidi, M.Pd (selaku narasumber) adalah seorang penulis yang produktif. Seabrek prestasi sudah diraih oleh alumnus D-III Jurusan Bahasa di IKIP Surabaya ini. Hal ini dibuktikan narasumber terpilih sebagai penerima Penghargaan Satya Lencana Pendidikan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tahun 2011. Tak hanya itu beliau juga mendapatkan penghargaan dari Intel Education Award dan Platinum Indonesia.

Penulis buku berjudul “Menulis Siapa Takut?” yang juga berprofesi sebagai dosen Pascasarjana Uniwara STKIP Pasuruan dan kampus DALWA (Darul Lughah wad-Da’wah) Bangil Pasuruan Jawa Timur. Karena kecintaannya di bidang menulis beliau dipercaya menjadi wakil dalam Pertukaran Tokoh Masyarakat Indonesia dengan Amerika Serikat Tahun 2006 dan menjadi wakil kalangan guru yang terbang ke Amerika Serikat. Tidak hanya Amerika Serikat, lelaki kelahiran Surabaya tanggal 10 Juni 1966 ini juga terbang ke Sydney dan Melbourne tahun 2011, beliau dipercaya mewakili Indonesia karena beliau mendapat Predikat Guru Berprestasi Tingkat Nasional.

Narasumber menjelaskan bahwa untuk kenaikan pangkat dibutuhkan 3 hal yaitu kegiatan Pengembangan Diri (PD), Publikasi Ilmiah (PI), dan Karya Inovatif (KI). Salah satu jenis Publikasi Ilmiah (PI) dan Karya Inovatif (KI) adalah penulisan buku. Untuk Publikasi Ilmiah (PI) bisa berbentuk buku di bidang pendidikan, buku terjemahan, buku hasil mengubah dari laporan penelitian kita. Sementara itu, di Karya Inovatif (KI) bisa berupa buku kumpulan puisi, buku kumpulan cerpen, dan buku novel.

Sayangnya, pengalaman narasumber ketika menilai buku-buku yang diajukan untuk kenaikan pangkat, narasumber sering menemukan buku antologi puisi yang ditulis keroyokan. Setiap guru hanya menulis satu atau lebih puisi dan hal ini tidak bisa dinilai. Untuk kumpulan puisi, hanya yang menulis minimal 20 puisi yang bisa dinilai. Untuk kumpulan cerpen, minimal satu guru menulis 5 cerpen baru dinilai.

Untuk lebih memperdalam terkait materi pembahasan, berikut ditampilkan beberapa pertanyaan dari peserta dan jawaban narasumber:

1. Pertanyaan dari Ibu Imro’atus Sholihah (Jombang Jawa Timur): “Untuk hasil karya seperti modul, artikel itu kan dibatasi per-semester 1. Kalau buku bagaimana Pak, karena antri ISBN-nya kadang tidak bisa diprediksi?”

Benar. Sekarang memang agak sulit pengurusan ISBN. Tetapi bukankah yang tidak ber-ISBN pun bisa dinilai dengan AK 1. Buku yang diajukan maksimal 3 buku pendidikan.

2.  Pertanyaan dari Daru (Serang): “Apakah jika kami 6 penulis bikin antologi tentang potret pelajar Pancasila di kota kami. Masing-masing kirim 5 naskah, apakah bisa masuk poin buku Karya Inovatif?”

Kalau buku pendidikan boleh dinilai maksimal 4 orang dengan persentase yang telah ditentukan. Untuk penulis ke-5 dan ke-6 tidak dapat AK (Angka Kredit).

3.  Pertanyaan dari Ibu Rahmawati S (Lombok Tengah NTB): “Apakah buku yang bisa dihitung untuk pengusulan kenaikan pangkat harus ber-ISBN?”

Yang harus ber-ISBN adalah buku kumpulan puisi, kumpulan cerpen dan novel. Untuk buku di bidang pendidikan bisa tanpa ISBN.

4.    Pertanyaan dari Bapak Amin Kurniawan (Ponorogo):

a.    Berapakah AK (Angka Kredit) yang dibutuhkan untuk kenaikan tingkat?

AK yang dibutuhkan tergantung golongannya. Dari III-a ke III-b membutuhkan 50, yaitu dari 100 ke 150. Kalau golongan III-d ke IV-a membutuhkan 100, yaitu dari 300 ke 400. Sementara ke IV-b membutuhkan 150 dan seterusnya.

b.   Bagaimana bila belum PNS, apa fungsi membuat Karya Inovatif (KI)?

Menulis itu tidak hanya untuk Kenaikan Pangkat (KP). Kalau Karya Inovatif (KI) berbentuk membuat media tentunya sangat berguna saat mengajar. Kalau menulis puisi, cerpen dan novel bisa diterbitkan atau dilombakan dan lain sebagainya.

c.   Bagaimana dengan kenyataan di lapangan yang tidak semua guru itu bisa membuat buku bahkan kurang bisa menulis buku?

Kenaikan Pangkat (KP) tidak hanya dipenuhi dengan menulis buku. Ada 10 jenis Publikasi Ilmiah (PI) dan 4 jenis Karya Inovatif (KI). Untuk ke golongan IV-d dan IV-e baru diwajibkan menulis buku ber-ISBN.

5.    Pertanyaan dari Ibu There (Pangkalpinang):

a.    Apakah benar untuk kenaikan pangkat golongan IV selalu diwajibkan dengan karya ilmiah?

Mulai ke golongan IV-a minimal 1 satu laporan hasil penelitian.

b.  Meskipun kita memiliki simpanan buku banyak untuk persiapan Kenaikan Pangkat (KP), benarkah tetap tidak memenuhi Kenaikan Pangkat (KP)?

Buku maksimal 3. Meskipun banyak tetap tidak lolos karena itu syarat utama.

c.    Apa perbedaan menulis opini di koran dan buku terkait dengan Kenaikan Pangkat (KP)?

Opini masuk pada artikel populer, nilai 1 dan 2. Kalau buku nilai 3 atau 1. Koran di artikel populer di Publikasi Ilmiah (PI) dan buku di buku pelajaran atau bidang pendidikan di Publikasi Ilmiah (PI). Buku puisi dan cerpen di Karya Inovatif (KI).

d. Buku dari karya pantun dan puisi bisa kita masukkan dalam penilaian hasil karya sastra. Sedangkan buku hasil resume masuk di mana?

Resume tidak bisa dinilai. Hanya untuk berlatih menulis dan menjadi kebanggaan karena sudah berkarya.

    Akhirnya, dengan mengetahui dan memahami dengan jelas terkait hal-hal yang berhubungan dengan Kenaikan Pangkat (KP), sudah saatnya kita persiapkan dengan totalitas agar bisa mencapai hasil yang maksimal dan terbaik. Moderator menutup pertemuan ini dengan kalimat inspiratif dari Pele, “Sukses bukanlah kebetulan. Ia terbentuk dari kerja keras, ketekunan, pembelajaran, pengorbanan, dan yang paling penting cinta akan hal yang sedang atau ingin kamu lakukan”. Selamat berkarya!






Jumat, 10 Maret 2023

MENULIS BIOGRAFI ATAU AUTOBIOGRAFI?

 

Tanpa terasa pertemuan Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) gelombang 28 pada hari Jum’at, 3 Maret 2023 sudah memasuki pertemuan ke-24, artinya tinggal 6 pertemuan lagi akan sampai ‘garis finish’ dari 30 pertemuan yang diagendakan. Pertemuan ke-24 ini menghadirkan tema yang penting dan menarik yaitu “Menulis Biografi” bersama narasumber hebat Ibu Lely Suryani, S.Pd. SD (guru di SDN 1 Gumelem Kulon Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah) dan didampingi moderator keren Bapak Muliadi, M.Pd (Tolitoli Sulawesi Tengah).

Di awal paparan narasumber menjelaskan bahwa biografi adalah sebuah narasi atau cerita yang berisi kisah kehidupan seseorang, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Biografi dapat berisi informasi mengenai latar belakang, masa kecil, pendidikan, pekerjaan, pengalaman hidup, dan pencapaian seseorang selama hidupnya. Biografi dapat ditulis dalam bentuk buku, artikel, atau bahkan film dokumenter. Biografi biasanya ditulis oleh seorang penulis atau biografer yang melakukan riset dan wawancara dengan orang yang menjadi objek biografi dan sumber-sumber lainnya untuk memperoleh informasi yang akurat dan lengkap tentang kehidupan orang tersebut.

Ada beberapa tujuan menulis biografi, di antaranya:

1.    Menginspirasi dan memberikan motivasi

Biografi sering kali dijadikan sebagai bahan bacaan yang menginspirasi dan memberikan motivasi bagi pembaca. Kisah sukses dan pengalaman hidup seseorang yang terdapat dalam biografi dapat menjadi contoh bagi pembaca untuk mengatasi rintangan dan mencapai tujuan hidup mereka sendiri.

2.   Merekam sejarah

Biografi dapat menjadi sumber informasi sejarah yang berharga untuk generasi mendatang. Dengan menulis biografi, seseorang dapat merekam kisah hidup orang-orang yang telah berjasa atau mempunyai pengaruh pada masa lampau. Biografi juga dapat merekam suatu periode atau kejadian dalam sejarah.

3.    Memberikan wawasan

Biografi dapat memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih baik tentang seseorang yang menjadi objek biografi. Dengan memahami lebih dalam tentang latar belakang dan pengalaman hidup orang tersebut, pembaca dapat mendapatkan wawasan baru tentang kehidupan dan dunia.

4.    Mengabadikan warisan

Biografi dapat dijadikan sebagai cara untuk mengabadikan warisan seseorang. Biografi dapat membantu memperkenalkan seseorang pada generasi mendatang dan membuat mereka tidak terlupakan.

Selanjutnya narasumber menjelaskan beberapa langkah yang dapat diikuti untuk menulis biografi:

a.  Lakukan riset tentang orang yang ingin Anda tulis biografinya. Kumpulkan informasi tentang latar belakang, kehidupan awal, pendidikan, karir, pencapaian, dan pengalaman hidup yang menarik. Sumber informasi dapat mencakup wawancara dengan keluarga atau teman dekat, surat, artikel berita, buku, dan sumber-sumber online.

b. Buat kerangka atau outline untuk biografi. Buatlah daftar peristiwa dan pengalaman penting dalam hidup orang tersebut untuk membantu Anda mengorganisasi informasi.

c.  Tulis pengantar atau pendahuluan yang menarik untuk menarik perhatian pembaca. Pendahuluan harus memberikan gambaran singkat tentang siapa orang tersebut dan mengapa hidupnya layak untuk ditulis biografinya.

d. Mulai menulis biografi dengan menyelesaikan bagian-bagian yang paling menarik dan relevan. Pastikan untuk memasukkan detail yang menarik dan membuat cerita hidup orang tersebut menjadi hidup.

e.  Organisir konten biografi dalam urutan kronologis, dimulai dari masa kanak-kanak, kemudian ke masa remaja, dewasa awal, dan seterusnya.

f.     Gunakan gaya bahasa yang mudah dimengerti dan tetap konsisten dengan tema biografi.

g. Berikan gambaran yang jelas tentang perjuangan dan rintangan yang dihadapi, kesulitan dan kegagalan yang dialami, serta keberhasilan dan kebahagiaan yang diraih.

h. Jangan lupa untuk menyertakan kutipan atau kata-kata orang tersebut yang menarik atau menggambarkan kepribadiannya.

i.    Revisi dan edit biografi secara teratur. Pastikan kesalahan gramatikal dan fakta yang salah dikoreksi.

j.  Akhiri biografi dengan kesimpulan yang merangkum hidup orang tersebut dan dampaknya pada dunia atau masyarakat.

Di samping menjelaskan kepada peserta terkait definisi biografi, tujuan, dan langkah-langkah dalam menulisnya, narasumber juga menjelaskan tentang autobiografi. Hal ini dilakukan karena banyak yang memahami bahwa antara biografi atau autobiografi itu sama, padahal keduanya memiliki perbedaan.

Autobiografi adalah kisah atau narasi yang ditulis oleh seseorang tentang hidupnya sendiri, pengalaman-pengalaman penting, dan peristiwa-peristiwa yang memengaruhi kehidupannya. Autobiografi biasanya ditulis dalam sudut pandang orang pertama dan menceritakan sejarah hidup dari awal hingga saat ini. Autobiografi dapat mencakup berbagai topik seperti keluarga, pendidikan, pekerjaan, pernikahan, perjalanan, dan banyak lagi. Autobiografi dapat membantu pembaca memahami pengalaman dan pandangan hidup penulis, dan dapat memberikan wawasan tentang kehidupan dan peristiwa sejarah.

Adapun tujuan utama menulis autobiografi adalah untuk membagikan kisah hidup dan pengalaman pribadi seseorang dengan pembaca. Beberapa tujuan khusus dari menulis autobiografi dapat meliputi:

1.    Meningkatkan pemahaman diri

Menulis autobiografi dapat membantu seseorang memahami dirinya sendiri lebih baik dengan merefleksikan peristiwa penting dalam hidup mereka dan menghubungkan pola-pola dalam pengalaman hidup.

2.    Menjaga kenangan

Autobiografi juga dapat berfungsi sebagai catatan kenangan bagi penulis dan keluarga mereka, dan dapat membantu mempertahankan warisan keluarga.

3.    Memberikan inspirasi

Autobiografi dapat menjadi sumber inspirasi bagi pembaca, terutama bagi orang yang mengalami situasi serupa atau mengalami kesulitan dalam hidup.

4.    Memberikan wawasan

Autobiografi dapat memberikan wawasan tentang sejarah, budaya, dan lingkungan sosial di mana penulis hidup dan bekerja, sehingga dapat membantu pembaca memahami kondisi dan konteks kehidupan penulis.

5.    Membangun identitas dan citra publik

Autobiografi juga dapat membantu seseorang membangun identitas dan citra publik mereka, baik dalam konteks pribadi maupun profesional.

Selanjutnya narasumber menjelaskan beberapa langkah yang dapat diikuti dalam menulis autobiografi:

a.    Lakukan riset dan persiapan

Mulailah dengan membuat daftar peristiwa penting dalam hidup Anda, tempat-tempat yang Anda kunjungi, orang-orang yang Anda temui, dan pengalaman-pengalaman lain yang mungkin Anda ingin masukkan dalam autobiografi Anda. Lakukan riset tentang masa lalu Anda, termasuk sejarah keluarga, lingkungan sosial, dan kebudayaan saat itu.

b.   Tentukan gaya dan fokus

Setelah Anda mengetahui gambaran besar dari hidup Anda, tentukan gaya dan fokus untuk autobiografi Anda. Anda dapat memilih untuk menulis dalam gaya naratif atau reflektif, dan memilih fokus seperti karir, keluarga, atau perjalanan.

c.    Buat kerangka cerita

Buat kerangka cerita untuk autobiografi Anda dengan memilih peristiwa penting dan menempatkannya dalam urutan kronologis atau non-kronologis.

d.   Tulis draf pertama

Mulailah menulis draf pertama dari autobiografi Anda berdasarkan kerangka cerita yang sudah dibuat. Jangan khawatir tentang detail atau kesalahan, hanya tulis dengan lancar.

e.    Edit dan revisi

Setelah menyelesaikan draf pertama, edit dan revisi autobiografi Anda dengan memperbaiki kesalahan, menambahkan detail dan pengalaman baru, dan memperbaiki struktur dan narasi.

f.     Beri judul dan bagikan

Setelah menyelesaikan revisi terakhir, berikan judul untuk autobiografi Anda. Jika ingin dibagikan dengan orang lain, pertimbangkan untuk mencetak atau menerbitkan secara online untuk dapat dibaca oleh publik.

Ingatlah bahwa menulis autobiografi dapat memakan waktu, dan dapat melibatkan emosi yang kuat. Oleh karena itu, pastikan untuk meluangkan waktu yang cukup dan mempersiapkan diri secara emosional untuk menulis autobiografi yang baik dan berarti.

Akhirnya, di akhir pertemuan narasumber menyampaikan kalimat penutupnya, “Para pemerhati literasi, yang selalu siap beraksi, mengeksekusi aksara menjadi karya yang dinanti. Jangan patah semangat untuk menunjukkan bahwa kita bisa karena biasa”. Selamat berkarya!


Jejak Waktu: Memetik Hikmah di Setiap Langkah Perjalanan Hidup

“ Waktu adalah perjalanan, ambillah pelajaran dari setiap kejadian ” adalah ungkapan yang menggambarkan bagaimana waktu tidak hanya berger...