Selasa, 14 Maret 2023

POIN BUKU PADA KENAIKAN PANGKAT PNS

Pertemuan ke-25 dari Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) gelombang 28 pada hari Senin, 6 Maret 2023 menghadirkan tema yang menarik yaitu “Poin Buku Pada Kenaikan Pangkat PNS” bersama narasumber hebat Bapak Dr. Imron Rosidi, M.Pd dan dipandu moderator keren Ibu Yandri Novita Sari, S.Pd.

Mengawali acara moderator mengutip kalimat dari Samuel Johnson, “Karya-karya yang hebat dilakukan bukan dengan kekuatan, tetapi juga dengan ketekunan”. Di samping itu, juga disampaikan informasi bahwa faktor pendukung untuk kenaikan pangkat bagi seorang pendidik adalah menulis buku. Tidak jarang banyak pendidik yang berargumentasi bahwa menulis buku suatu hal yang susah. Apakah benar begitu? Lalu buku bagaimana yang masuk kategori kenaikan pangkat PNS serta apa saja jenisnya? Semuanya akan dibahas bersama narasumber pada pertemuan ke-25 dari KBMN gelombang 28.

Bapak Dr. Imron Rosidi, M.Pd (selaku narasumber) adalah seorang penulis yang produktif. Seabrek prestasi sudah diraih oleh alumnus D-III Jurusan Bahasa di IKIP Surabaya ini. Hal ini dibuktikan narasumber terpilih sebagai penerima Penghargaan Satya Lencana Pendidikan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tahun 2011. Tak hanya itu beliau juga mendapatkan penghargaan dari Intel Education Award dan Platinum Indonesia.

Penulis buku berjudul “Menulis Siapa Takut?” yang juga berprofesi sebagai dosen Pascasarjana Uniwara STKIP Pasuruan dan kampus DALWA (Darul Lughah wad-Da’wah) Bangil Pasuruan Jawa Timur. Karena kecintaannya di bidang menulis beliau dipercaya menjadi wakil dalam Pertukaran Tokoh Masyarakat Indonesia dengan Amerika Serikat Tahun 2006 dan menjadi wakil kalangan guru yang terbang ke Amerika Serikat. Tidak hanya Amerika Serikat, lelaki kelahiran Surabaya tanggal 10 Juni 1966 ini juga terbang ke Sydney dan Melbourne tahun 2011, beliau dipercaya mewakili Indonesia karena beliau mendapat Predikat Guru Berprestasi Tingkat Nasional.

Narasumber menjelaskan bahwa untuk kenaikan pangkat dibutuhkan 3 hal yaitu kegiatan Pengembangan Diri (PD), Publikasi Ilmiah (PI), dan Karya Inovatif (KI). Salah satu jenis Publikasi Ilmiah (PI) dan Karya Inovatif (KI) adalah penulisan buku. Untuk Publikasi Ilmiah (PI) bisa berbentuk buku di bidang pendidikan, buku terjemahan, buku hasil mengubah dari laporan penelitian kita. Sementara itu, di Karya Inovatif (KI) bisa berupa buku kumpulan puisi, buku kumpulan cerpen, dan buku novel.

Sayangnya, pengalaman narasumber ketika menilai buku-buku yang diajukan untuk kenaikan pangkat, narasumber sering menemukan buku antologi puisi yang ditulis keroyokan. Setiap guru hanya menulis satu atau lebih puisi dan hal ini tidak bisa dinilai. Untuk kumpulan puisi, hanya yang menulis minimal 20 puisi yang bisa dinilai. Untuk kumpulan cerpen, minimal satu guru menulis 5 cerpen baru dinilai.

Untuk lebih memperdalam terkait materi pembahasan, berikut ditampilkan beberapa pertanyaan dari peserta dan jawaban narasumber:

1. Pertanyaan dari Ibu Imro’atus Sholihah (Jombang Jawa Timur): “Untuk hasil karya seperti modul, artikel itu kan dibatasi per-semester 1. Kalau buku bagaimana Pak, karena antri ISBN-nya kadang tidak bisa diprediksi?”

Benar. Sekarang memang agak sulit pengurusan ISBN. Tetapi bukankah yang tidak ber-ISBN pun bisa dinilai dengan AK 1. Buku yang diajukan maksimal 3 buku pendidikan.

2.  Pertanyaan dari Daru (Serang): “Apakah jika kami 6 penulis bikin antologi tentang potret pelajar Pancasila di kota kami. Masing-masing kirim 5 naskah, apakah bisa masuk poin buku Karya Inovatif?”

Kalau buku pendidikan boleh dinilai maksimal 4 orang dengan persentase yang telah ditentukan. Untuk penulis ke-5 dan ke-6 tidak dapat AK (Angka Kredit).

3.  Pertanyaan dari Ibu Rahmawati S (Lombok Tengah NTB): “Apakah buku yang bisa dihitung untuk pengusulan kenaikan pangkat harus ber-ISBN?”

Yang harus ber-ISBN adalah buku kumpulan puisi, kumpulan cerpen dan novel. Untuk buku di bidang pendidikan bisa tanpa ISBN.

4.    Pertanyaan dari Bapak Amin Kurniawan (Ponorogo):

a.    Berapakah AK (Angka Kredit) yang dibutuhkan untuk kenaikan tingkat?

AK yang dibutuhkan tergantung golongannya. Dari III-a ke III-b membutuhkan 50, yaitu dari 100 ke 150. Kalau golongan III-d ke IV-a membutuhkan 100, yaitu dari 300 ke 400. Sementara ke IV-b membutuhkan 150 dan seterusnya.

b.   Bagaimana bila belum PNS, apa fungsi membuat Karya Inovatif (KI)?

Menulis itu tidak hanya untuk Kenaikan Pangkat (KP). Kalau Karya Inovatif (KI) berbentuk membuat media tentunya sangat berguna saat mengajar. Kalau menulis puisi, cerpen dan novel bisa diterbitkan atau dilombakan dan lain sebagainya.

c.   Bagaimana dengan kenyataan di lapangan yang tidak semua guru itu bisa membuat buku bahkan kurang bisa menulis buku?

Kenaikan Pangkat (KP) tidak hanya dipenuhi dengan menulis buku. Ada 10 jenis Publikasi Ilmiah (PI) dan 4 jenis Karya Inovatif (KI). Untuk ke golongan IV-d dan IV-e baru diwajibkan menulis buku ber-ISBN.

5.    Pertanyaan dari Ibu There (Pangkalpinang):

a.    Apakah benar untuk kenaikan pangkat golongan IV selalu diwajibkan dengan karya ilmiah?

Mulai ke golongan IV-a minimal 1 satu laporan hasil penelitian.

b.  Meskipun kita memiliki simpanan buku banyak untuk persiapan Kenaikan Pangkat (KP), benarkah tetap tidak memenuhi Kenaikan Pangkat (KP)?

Buku maksimal 3. Meskipun banyak tetap tidak lolos karena itu syarat utama.

c.    Apa perbedaan menulis opini di koran dan buku terkait dengan Kenaikan Pangkat (KP)?

Opini masuk pada artikel populer, nilai 1 dan 2. Kalau buku nilai 3 atau 1. Koran di artikel populer di Publikasi Ilmiah (PI) dan buku di buku pelajaran atau bidang pendidikan di Publikasi Ilmiah (PI). Buku puisi dan cerpen di Karya Inovatif (KI).

d. Buku dari karya pantun dan puisi bisa kita masukkan dalam penilaian hasil karya sastra. Sedangkan buku hasil resume masuk di mana?

Resume tidak bisa dinilai. Hanya untuk berlatih menulis dan menjadi kebanggaan karena sudah berkarya.

    Akhirnya, dengan mengetahui dan memahami dengan jelas terkait hal-hal yang berhubungan dengan Kenaikan Pangkat (KP), sudah saatnya kita persiapkan dengan totalitas agar bisa mencapai hasil yang maksimal dan terbaik. Moderator menutup pertemuan ini dengan kalimat inspiratif dari Pele, “Sukses bukanlah kebetulan. Ia terbentuk dari kerja keras, ketekunan, pembelajaran, pengorbanan, dan yang paling penting cinta akan hal yang sedang atau ingin kamu lakukan”. Selamat berkarya!






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jejak Waktu: Memetik Hikmah di Setiap Langkah Perjalanan Hidup

“ Waktu adalah perjalanan, ambillah pelajaran dari setiap kejadian ” adalah ungkapan yang menggambarkan bagaimana waktu tidak hanya berger...