Hari
ini Ahad, 17 September 2023 kita sudah memasuki bulan Rabi’ul Awal 1445 H, dan
sebagaimana kita ketahui bersama, tepatnya setiap tanggal 12 Rabi’ul Awal
diperingati kelahiran manusia termulia Nabi Muhammad Saw. Pada tahun 2023 ini, salah
satu momen yang paling dinanti adalah peringatan Maulid Nabi Muhammd Saw. (12
Rabi’ul Awal) yang akan jatuh pada hari Kamis, 28 September 2023.
Sebagai umat Nabi
Muhammad Saw., kita dituntut mencintainya dengan segenap hati dan jiwa, karena
cinta kepada beliau sejalan dengan kecintaan kita terhadap Allah, dan merupakan
bagian tak terpisahkan dari akidah dan iman. Namun, dapatkah cinta itu tumbuh
dan berkembang di hati seorang muslim yang belum mengenal dan mengetahui secara
meyakinkan apa dan siapa sebenarnya orang yang berhak menerima kecintaan itu?
Nabi Muhammad Saw.
adalah pribadi yang luar biasa dan telah menginspirasi banyak orang untuk
menjalani kehidupan yang baik. Beliau adalah contoh yang sempurna dari seorang
muslim yang berakhlak mulia. Oleh karena itu, mencintai Nabi Muhammad Saw.
adalah sesuatu yang penting bagi setiap orang yang benar-benar percaya pada
Islam. Di antara cara untuk mencintai Nabi Muhammad Saw. adalah dengan mengetahui
keutamaan dan kemuliaannya, serta berusaha mengenalnya yaitu dengan cara
mendalami semua perilaku dan perjalanan hidupnya.
Terkait keutamaan atau
kemuliaan Nabi Muhammad Saw., Wahab bin Munabbih ra. berkata, “Aku telah
membaca 71 kitab, lalu aku dapati dalam semua kitab bahwasanya semenjak adanya
dunia sampai berakhirnya dunia, tidaklah Allah memberi seluruh manusia akal
yang jika dibandingkan dengan akal Nabi Muhammad Saw. kecuali seperti sebutir
pasir dari seluruh pasir yang ada di dunia.” (Al-Manhaj al-Sawiy: 373)
keterangan senada di (Al-Insan al-Kamil: 37).
Tentang keutamaan Nabi
Muhammad Saw. disebutkan juga dalam Qisshah al-Mi’raj: 12 bahwa tatkala
Nabi Muhammad Saw. memasuki masjid al-Aqsha, beliau dan malaikat Jibril
masing-masing melakukan shalat dua rakaat. Tidak lama kemudian, berkumpullah
manusia yang banyak. Nabi Muhammad Saw. tahu bahwa mereka adalah para nabi yang
di antara mereka ada yang berdiri, ada yang ruku’, dan ada yang sujud. Kemudian
muadzin mengumandangkan adzan lalu didirikanlah shalat, mereka semua berdiri
dalam keadaan bershaf-shaf sedang menunggu orang yang akan mengimami mereka. Lalu
malaikat Jibril mengambil tangan Nabi Muhammad Saw. dan mempersilahkan beliau
untuk menjadi imam, Nabi Muhammad Saw. shalat bersama mereka dua rakaat. Kemudian
setiap nabi memuji Tuhannya dengan pujian yang bagus, lalu Nabi Muhammad Saw.
berkata, “Masing-masing kalian memuji Tuhannya dan aku memuji Tuhanku.” Lalu
Nabi Muhammad Saw. mulai berucap, “Segala puji bagi Allah yang telah
mengutusku sebagai rahmat bagi seluruh alam . . . dst.” Lalu Nabi Ibrahim
as. berkata, “Sebab inilah Muhammad mengungguli kalian.”
Di antara bukti keutamaan
Nabi Muhammad Saw. dibanding nabi-nabi lain adalah Allah berseru dan memanggil
tiap nabi masing-masing dengan namanya sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an,
“Wahai Adam, tinggallah kamu dengan istrimu dalam surga.” (QS.
Al-Baqarah [2]: 35). “Wahai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera”
(QS. Hūd [11]: 48). “Wahai Ibrahim, tinggalkanlah (perbincangan) ini”
(QS. Hūd [11]: 76). “Wahai Musa, sesungguhnya Aku memilih (melebihkan)
engkau dari manusia yang lain” (QS. Al-A’rāf [7]: 144). “Wahai
Dawud, sesungguhnya engkau Kami jadikan khalifah (penguasa) di bumi ini” (QS.
Shād [38]: 26). “Wahai Isa putera Maryam” (QS. Al-Māidah [5]: 110).
“Wahai Zakaria, Kami memberi kabar gembira kepadamu” (QS. Maryam
[19]: 7). “Wahai Yahya, ambillah (pelajarilah) kitab Taurat itu dengan
sungguh-sungguh” (QS. Maryam [19]: 12). Dan Allah SWT tidak
memanggil Nabi kita Muhammad Saw. melainkan dengan kehormatannya seperti
firman-Nya, “Yā Ayyuhannabiyyu (wahai Nabi)” (QS. Al-Ahzāb [33]: 1).
“Yā Ayyuharrasūlu (wahai Rasul)” (QS. Al-Māidah [5]: 41). Dan ketika
nama beliau disebut, diiringi dengan sebutan risalahnya dengan gelar
kehormatannya sebagai mana firman-Nya:
وَمَا
مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُوْلٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ . . .
“Dan Muhammad hanyalah seorang rasul;
sebelumnya telah berlalu beberapa rasul” (QS. Āli Imrān [3]:
144).
Juga firman-Nya, “Muhammad
itu utusan Allah” (QS. Al-Fath [48]: 29). Dan dalam ayat lainnya, “Dan
mereka yang percaya kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad” (QS.
Muhammad [47]: 2).
Dan tatkala menyebut
nama Nabi kita Muhammad Saw. bersama Nabi Ibrahim as., maka Nabi Ibrahim as.
disebut namanya, sedangkan Nabi kita Muhammad Saw. dengan gelarnya, firman
Allah:
إِنَّ
أَوْلَى النَّاسِ بِإِبْرَاهِيْمَ لَلَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُ وَهٰذَا النَّبِيُّ وَالَّذِيْنَ
اٰمَنُوْا . . .
“Orang yang paling dekat kepada Ibrahim
ialah orang yang mengikutinya, dan Nabi ini (Muhammad), dan orang yang beriman”
(QS. Āli Imrān [3]: 68).
Dengan mengetahui
kemuliaan dan keutamaan Nabi Muhammad Saw di atas, semoga bisa semakin menambah
kecintaan (mahabbah) kita kepada beliau Saw., serta bisa menjadi
inspirasi dan motivasi bagi kita untuk menjalankan sunnah dan mengikuti
ajarannya, memperbanyak shalawat kepadanya, dan mencintai orang-orang yang
dicintai oleh beliau Saw.
Sumber Bacaan:
Ahmad Al-Dardir, Abu al-Barakat. Hasyiyah Dardir
Ala Qisshah al-Mi’raj, Dār Ihyā al-Kutub al-‘Arabiyah.
Al-Maliky. Sayyid Muhammad Alwy. 2005. Insān Kāmil;
Sosok Keteladanan Muhammad SAW (Penerjemah: Hasan Baharun), Cetakan II,
Surabaya: PT Bina Ilmu Offset.
Baharun, Ali Hasan. 2014. Nasehat-Nasehat Pilihan
Al-Habib Zain Bin Ibrahim Bin Sumaith; Jalan Menuju Akhirat (Terjemah Al-Fawaid
Al-Mukhtarah), Cetakan Pertama, Pasuruan: Ponpes Darullughah Wadda’wah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar