Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho adalah seorang ulama
besar yang dikenal atas ketawadhuan dan kebijaksanaannya dalam mendidik umat. Dawuh
(nasihat) beliau, "Saya ini mendapat banyak kemudahan hidup, keberhasilan
dakwah, kesempurnaan pesantren dan murid yang banyak. Saya khawatir ini
istidraj dari Allah," adalah refleksi mendalam seorang hamba yang
menyadari betapa pentingnya bersikap waspada terhadap ujian dalam bentuk
nikmat. Istidraj, dalam Islam, adalah kondisi di mana seseorang
diberikan kenikmatan duniawi yang melimpah sebagai ujian, namun tanpa diiringi
dengan keberkahan atau kedekatan kepada Allah. Pernyataan ini menunjukkan
betapa rendah hatinya Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho, meski
telah meraih banyak pencapaian luar biasa dalam hidupnya.
Dawuh (nasihat) ini mengajarkan kepada kita untuk tidak
terjebak dalam perasaan puas diri atas kesuksesan duniawi. Almaghfurlah KH.
M. Basori Alwi Murtadho, meski memiliki pesantren yang sukses dan murid yang
banyak, tetap khawatir bahwa semua ini bukanlah tanda keberkahan melainkan
ujian besar dari Allah. Hal ini menjadi pengingat bagi kita bahwa nikmat yang
tampak indah di mata manusia belum tentu menjadi kebaikan di sisi Allah. Sikap
beliau mengajarkan kita untuk selalu memeriksa niat dan hubungan kita dengan
Allah, agar semua nikmat yang kita terima justru mendekatkan kita kepada-Nya.
Selain itu,
pernyataan ini juga menegaskan pentingnya rasa syukur dan introspeksi diri.
Ketika kita diberikan keberhasilan, kita harus terus bersyukur kepada Allah
tanpa melupakan tujuan utama hidup ini, yaitu mencari ridha-Nya. Rasa syukur
yang tulus akan menghindarkan kita dari kesombongan, sedangkan introspeksi yang
rutin akan membantu kita memastikan bahwa nikmat yang kita dapatkan tidak
membuat kita lalai dari tugas sebagai hamba-Nya. Almaghfurlah KH. M. Basori
Alwi Murtadho menunjukkan bahwa kebesaran seorang ulama tidak diukur dari
pencapaian lahiriah semata, melainkan dari keikhlasan hati dan kesadaran akan
tanggung jawab kepada Allah.
Ketawadhuan Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho juga mengajarkan bahwa seorang pemimpin atau guru harus memiliki hati yang bersih dan pikiran yang lurus. Beliau tidak memandang keberhasilan pesantrennya sebagai milik pribadi, tetapi sebagai amanah besar yang harus dijaga dan dipertanggungjawabkan. Sikap ini merupakan teladan bagi semua orang yang memiliki tanggung jawab kepemimpinan, baik dalam skala kecil maupun besar. Dengan hati yang penuh kehati-hatian seperti ini, kita diajak untuk selalu mengembalikan segala kesuksesan kepada Allah.
Akhirnya, dawuh (nasihat) ini adalah pengingat bahwa dalam segala aspek kehidupan, kita harus selalu memiliki kesadaran spiritual yang tinggi. Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho tidak pernah lengah dari kemungkinan bahwa kenikmatan yang beliau terima justru dapat menjadi penghalang menuju Allah jika tidak disikapi dengan benar. Dalam kehidupan modern yang penuh dengan godaan duniawi, sikap ini adalah pelajaran berharga. Kita semua diajak untuk terus memperbaiki diri, meningkatkan keimanan, dan menjadikan setiap keberhasilan sebagai jalan untuk lebih dekat kepada Allah, bukan sebagai alasan untuk menjauh dari-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar