Selasa, 31 Desember 2024

Keberhasilan yang Mengingatkan: Tafsir Ketawadhuan KH. Basori Alwi Murtadho

 

Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho adalah seorang ulama besar yang dikenal atas ketawadhuan dan kebijaksanaannya dalam mendidik umat. Dawuh (nasihat) beliau, "Saya ini mendapat banyak kemudahan hidup, keberhasilan dakwah, kesempurnaan pesantren dan murid yang banyak. Saya khawatir ini istidraj dari Allah," adalah refleksi mendalam seorang hamba yang menyadari betapa pentingnya bersikap waspada terhadap ujian dalam bentuk nikmat. Istidraj, dalam Islam, adalah kondisi di mana seseorang diberikan kenikmatan duniawi yang melimpah sebagai ujian, namun tanpa diiringi dengan keberkahan atau kedekatan kepada Allah. Pernyataan ini menunjukkan betapa rendah hatinya Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho, meski telah meraih banyak pencapaian luar biasa dalam hidupnya.

Dawuh (nasihat) ini mengajarkan kepada kita untuk tidak terjebak dalam perasaan puas diri atas kesuksesan duniawi. Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho, meski memiliki pesantren yang sukses dan murid yang banyak, tetap khawatir bahwa semua ini bukanlah tanda keberkahan melainkan ujian besar dari Allah. Hal ini menjadi pengingat bagi kita bahwa nikmat yang tampak indah di mata manusia belum tentu menjadi kebaikan di sisi Allah. Sikap beliau mengajarkan kita untuk selalu memeriksa niat dan hubungan kita dengan Allah, agar semua nikmat yang kita terima justru mendekatkan kita kepada-Nya.

Selain itu, pernyataan ini juga menegaskan pentingnya rasa syukur dan introspeksi diri. Ketika kita diberikan keberhasilan, kita harus terus bersyukur kepada Allah tanpa melupakan tujuan utama hidup ini, yaitu mencari ridha-Nya. Rasa syukur yang tulus akan menghindarkan kita dari kesombongan, sedangkan introspeksi yang rutin akan membantu kita memastikan bahwa nikmat yang kita dapatkan tidak membuat kita lalai dari tugas sebagai hamba-Nya. Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho menunjukkan bahwa kebesaran seorang ulama tidak diukur dari pencapaian lahiriah semata, melainkan dari keikhlasan hati dan kesadaran akan tanggung jawab kepada Allah.

Ketawadhuan Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho juga mengajarkan bahwa seorang pemimpin atau guru harus memiliki hati yang bersih dan pikiran yang lurus. Beliau tidak memandang keberhasilan pesantrennya sebagai milik pribadi, tetapi sebagai amanah besar yang harus dijaga dan dipertanggungjawabkan. Sikap ini merupakan teladan bagi semua orang yang memiliki tanggung jawab kepemimpinan, baik dalam skala kecil maupun besar. Dengan hati yang penuh kehati-hatian seperti ini, kita diajak untuk selalu mengembalikan segala kesuksesan kepada Allah.

Akhirnya, dawuh (nasihat) ini adalah pengingat bahwa dalam segala aspek kehidupan, kita harus selalu memiliki kesadaran spiritual yang tinggi. Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho tidak pernah lengah dari kemungkinan bahwa kenikmatan yang beliau terima justru dapat menjadi penghalang menuju Allah jika tidak disikapi dengan benar. Dalam kehidupan modern yang penuh dengan godaan duniawi, sikap ini adalah pelajaran berharga. Kita semua diajak untuk terus memperbaiki diri, meningkatkan keimanan, dan menjadikan setiap keberhasilan sebagai jalan untuk lebih dekat kepada Allah, bukan sebagai alasan untuk menjauh dari-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Percaya Diri dan Sadar Diri: Keseimbangan Menuju Kesuksesan Bermakna

Ungkapan " Percaya diri penting, tapi sadar diri lebih penting " mengandung ...