Selasa, 31 Desember 2024

Muhasabah Diri Menjelang Akhir Tahun

Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu. Kini kita berada di penghujung tahun, sebuah momen yang tepat untuk bermuhasabah, mengintrospeksi diri. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ

اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Surat Al-Hasyr: 18).

Ayat ini adalah panggilan kepada hati kita untuk berhenti sejenak, merenungi amal-amal yang telah kita lakukan. Muhasabah bukan hanya soal menghitung dosa, tetapi juga menilai sejauh mana kita memanfaatkan nikmat Allah untuk kebaikan, serta mempersiapkan diri untuk kehidupan abadi di akhirat.

Muhasabah diri meliputi tiga aspek utama: hubungan kita dengan Allah, hubungan kita dengan sesama manusia, dan tanggung jawab kita terhadap diri sendiri. Pertama, tanyakan pada diri kita, apakah shalat kita sudah khusyuk? Apakah kita telah membaca Al-Qur'an dengan rutin? Dan sejauh mana kita memohon ampunan kepada Allah atas dosa-dosa kita? Ketika akhir tahun menjadi momen refleksi, ini adalah waktu terbaik untuk memperbaiki ibadah dan meningkatkan kualitas hubungan kita dengan Allah. Kedua, evaluasi hubungan kita dengan sesama manusia. Rasulullah Saw. bersabda:

الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

"Muslim itu adalah orang yang membuat Muslim lainnya selamat dari lisan dan tangannya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Sudahkah kita menjaga lisan kita dari menyakiti orang lain? Sudahkah kita memaafkan kesalahan saudara kita? Di akhir tahun ini, mari jadikan muhasabah sebagai momen untuk memperbaiki hubungan, meminta maaf, dan menebar kebaikan.

Ketiga, introspeksi terhadap diri sendiri. Apakah kita sudah menjaga kesehatan jasmani dan rohani? Apakah waktu yang Allah berikan telah kita manfaatkan untuk hal-hal bermanfaat, atau justru terbuang sia-sia? Rasulullah Saw. mengingatkan:

نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

"Ada dua nikmat yang kebanyakan manusia lalai darinya: kesehatan dan waktu luang." (HR. Al-Bukhari)

Mari kita renungkan kisah Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu. Beliau adalah seorang pemimpin besar yang senantiasa bermuhasabah atas dirinya. Dikisahkan, suatu malam Khalifah Umar berjalan mengelilingi kota untuk memastikan kesejahteraan rakyatnya. Beliau mendengar tangisan seorang anak kecil dari sebuah rumah. Ketika Khalifah Umar bertanya kepada ibunya, ternyata sang ibu sedang memasak batu untuk menenangkan anak-anaknya yang kelaparan. Mendengar hal itu, Khalifah Umar segera kembali ke baitul mal, memikul sendiri sekarung gandum, dan menyerahkannya kepada keluarga tersebut.

Ketika sahabatnya menawarkan untuk membantunya membawa karung itu, Khalifah Umar menolak. Beliau berkata, “Biarkan aku memikul beban ini, karena aku khawatir akan ditanya oleh Allah kelak, mengapa ada rakyatku yang kelaparan.” Inilah contoh muhasabah sejati dari seorang pemimpin yang memahami tanggung jawabnya di dunia dan akhirat. Khalifah Umar menyadari bahwa setiap tindakannya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah, sehingga beliau terus introspeksi diri.

Muhasabah bukanlah sekadar evaluasi, tetapi juga langkah awal untuk perbaikan. Mari jadikan sisa waktu di akhir tahun ini sebagai momentum untuk lebih dekat kepada Allah, memperbaiki hubungan dengan sesama, dan memanfaatkan nikmat Allah dengan lebih bijak. Kita tidak pernah tahu kapan Allah akan memanggil kita, tetapi dengan muhasabah, kita mempersiapkan diri untuk kembali kepada-Nya dengan hati yang tenang.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala senantiasa membimbing kita untuk menjadi hamba-Nya yang lebih baik, mengampuni dosa-dosa kita, dan memberikan keberkahan dalam setiap langkah kita menuju akhir tahun dan tahun yang akan datang. Aamiin ya Rabbal ‘aalamiin.

1 komentar:

  1. Terimakasih sudah mengingatkan diri kita akan kewajiban kita sebagai hamba Allah karena Allah sudah memberikan semua hak kita.

    BalasHapus

Percaya Diri dan Sadar Diri: Keseimbangan Menuju Kesuksesan Bermakna

Ungkapan " Percaya diri penting, tapi sadar diri lebih penting " mengandung ...