Halaman

Jumat, 24 Januari 2025

Doa yang Membawa Berkah: Menjadi Anak yang Penuh Bakti

 

Nasihat Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho untuk membaca doa "اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذُنُوْبِي وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيْرًا" (Allāhummaghfirlī dzunūbī wa-liwālidayya warhamhumā kamā rabbayānī shagīran) “Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku dan dosa kedua orang tuaku, serta rahmatilah mereka sebagaimana mereka telah mendidikku ketika kecil” dengan penuh kesadaran dan keikhlasan adalah sebuah ajakan yang sangat mendalam. Doa ini, yang menyertakan permohonan ampunan untuk diri sendiri dan orang tua, bukan hanya merupakan bentuk ibadah, tetapi juga sebagai bentuk pengingat untuk kita senantiasa mendoakan orang tua. Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho mengingatkan bahwa kita sebaiknya tidak hanya membaca doa ini satu kali saja, tetapi menjadikannya sebagai wirid yang rutin, misalnya dibaca 33 kali atau lebih setiap hari, untuk mendapatkan manfaat yang lebih besar.

Ketika kita membaca doa ini, Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho mengajak kita untuk benar-benar merenung dan membayangkan wajah orang tua kita. Hal ini tidak sekadar membacanya dengan lisan, tetapi juga dengan hati yang penuh rasa sayang dan penyesalan. Bayangkan segala jasa yang telah orang tua berikan sejak kita kecil, serta pengorbanan mereka yang tak terhitung jumlahnya. Ini adalah cara untuk menyadari betapa besar cinta dan kasih sayang orang tua terhadap kita, serta untuk mengingat betapa banyaknya dosa kita terhadap mereka yang mungkin tidak kita sadari.

Dengan membayangkan wajah orang tua dan merenungkan jasa-jasa mereka, kita akan semakin mendalami makna doa ini. Kekuatan doa ini akan semakin terasa ketika kita benar-benar merasakan kedalaman perasaan tersebut. Rasa sayang kepada orang tua akan semakin bertambah, dan perasaan ini akan mendorong kita untuk terus berusaha menjadi anak yang lebih baik. Selain itu, membaca doa ini dengan penuh kesadaran akan membawa kita pada rasa penyesalan atas kesalahan yang mungkin pernah kita lakukan terhadap mereka, yang membuat kita ingin memperbaiki diri dan memperbanyak amal baik.

Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho juga menekankan pentingnya membaca doa ini pada waktu-waktu yang sangat istimewa, seperti saat sujud terakhir dalam salat tahajjud. Waktu tahajjud adalah waktu yang sangat dianjurkan untuk berdoa, karena pada saat itu Allah Swt. turun ke langit dunia dan mendekat kepada hamba-Nya yang memohon ampunan dan rahmat. Doa yang dibaca dalam keadaan penuh kekhusyukan, terutama saat sujud terakhir, akan lebih diterima oleh Allah, dan kita bisa merasakan kedekatan-Nya yang luar biasa.

Dengan menjadikan doa ini sebagai wirid, kita tidak hanya mendapatkan pahala, tetapi juga mendapatkan manfaat spiritual yang besar. Pahala dari doa ini mengalir tidak hanya untuk kita sebagai pembaca, tetapi juga untuk orang tua kita. Doa ini menjadi sarana untuk menghormati dan mendoakan orang tua, yang menjadi amal jariyah bagi kita di dunia dan akhirat. Selain itu, kita juga mendapatkan ketenangan hati dan kesadaran yang lebih tinggi tentang pentingnya menghargai setiap jasa orang tua dan terus memperbaiki hubungan dengan mereka.

Nasihat Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho ini mengingatkan kita bahwa doa untuk orang tua adalah bentuk bakti yang tidak ada habisnya. Mendoakan orang tua adalah amalan yang sangat mulia, bahkan setelah mereka meninggal dunia. Selain mendapatkan pahala, kita juga akan merasakan manfaat yang luar biasa dalam kehidupan kita. Dengan rutin membaca doa ini, kita akan semakin dekat dengan Allah, semakin paham arti pengorbanan orang tua, dan semakin terdorong untuk menjalani hidup dengan penuh rasa syukur dan bakti kepada mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cinta yang Menyesuaikan Diri: Kunci Harmoni dalam Rumah Tangga

Ungkapan " Termasuk kunci langgeng rumah tangga, istri (wanita) harus menyesuaika...