Nasihat
Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho bahwa “Tidak ada istilah
mantan guru atau bekas murid demi keberkahan dan kemanfaatan ilmu”
merupakan pengingat yang mendalam tentang pentingnya menjaga hubungan guru dan
murid sepanjang hayat. Dalam pandangan Islam, hubungan ini tidak hanya terbatas
pada masa pembelajaran formal, tetapi menjadi ikatan yang abadi karena ilmu
yang diajarkan akan terus hidup melalui amal dan manfaat yang dihasilkan oleh
murid. Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho mengingatkan kita bahwa
keberkahan ilmu terletak pada penghormatan terhadap guru dan kesadaran bahwa
murid selamanya berutang budi atas ilmu yang telah diberikan.
Pernyataan
ini mencerminkan betapa pentingnya adab dalam menuntut ilmu. Guru bukan hanya
pengajar, tetapi juga pemberi cahaya pengetahuan yang membuka jalan bagi murid
untuk memahami dunia dan akhirat. Oleh karena itu, meskipun hubungan formal
sebagai guru dan murid telah selesai, penghormatan kepada guru harus tetap
dijaga. Menghapus istilah “mantan” atau “bekas” dari hubungan ini adalah cara
untuk menanamkan rasa hormat dan menjaga keberkahan ilmu yang telah diajarkan.
Selain
itu, nasihat ini menekankan bahwa keberkahan ilmu tidak hanya bergantung pada
proses belajar, tetapi juga pada sikap murid setelahnya. Murid yang tetap
menjaga adab kepada gurunya, baik dengan mendoakan, memohon maaf atas
kesalahan, atau tetap menghubungi untuk meminta nasihat, akan terus mendapatkan
keberkahan dari ilmu yang diajarkan. Sebaliknya, jika hubungan itu terputus
atau tidak dihormati, dikhawatirkan ilmu tersebut tidak membawa manfaat yang
sejati dalam kehidupan murid.
Dari
sisi guru, nasihat ini juga mengingatkan tentang tanggung jawab yang besar.
Guru adalah sosok yang diteladani, sehingga hubungan yang harmonis dan
berkesinambungan dengan murid menjadi wujud nyata dari keikhlasan seorang guru
dalam memberikan ilmu. Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho mengajarkan
bahwa seorang guru tidak boleh memutuskan hubungan dengan muridnya, meskipun
murid telah lulus atau menjalani kehidupan yang berbeda. Dengan menjaga
hubungan itu, guru juga akan terus mendapatkan pahala dari ilmu yang diamalkan
oleh muridnya.
Hubungan antara guru dan murid juga membawa dampak sosial yang positif. Dalam masyarakat, keharmonisan hubungan ini menciptakan teladan tentang pentingnya menjaga nilai-nilai keilmuan dan adab. Guru yang dihormati dan murid yang rendah hati mencerminkan hubungan yang penuh berkah dan kemuliaan. Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho menunjukkan bahwa ilmu yang diberkahi akan membawa manfaat yang meluas bukan hanya bagi murid, tetapi juga bagi komunitas tempat mereka hidup.
Pada akhirnya, nasihat Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho ini mengajarkan kita untuk selalu menghargai dan menjaga hubungan guru-murid sebagai bagian dari adab dalam menuntut ilmu. Hubungan ini adalah investasi spiritual yang tidak akan pernah habis, karena ilmu yang diajarkan akan terus hidup dalam amal kebaikan murid. Dengan meniadakan istilah “mantan” atau “bekas,” kita menjaga keberkahan ilmu yang menjadi cahaya bagi kehidupan di dunia dan akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar