Hari
Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama (NU) ke-102 yang diperingati pada tahun 2025
menjadi momentum istimewa bagi seluruh warga Nahdliyin dan masyarakat
Indonesia. Sejak didirikan pada 31 Januari 1926 oleh Hadratussyaikh KH.
Hasyim Asy’ari dan para ulama lainnya, NU telah berperan besar dalam menjaga
Islam Ahlussunnah wal Jamaah serta berkontribusi dalam pembangunan bangsa.
Dengan mengusung tema “Bekerja Bersama Umat untuk Indonesia Maslahat”,
NU menegaskan kembali komitmennya untuk terus bersinergi dengan masyarakat
dalam mewujudkan kesejahteraan bersama dan keberkahan bagi negeri.
Tema
ini memiliki makna yang mendalam. "Bekerja Bersama Umat" menunjukkan
bahwa NU tidak berjalan sendiri, tetapi bergandengan tangan dengan seluruh
elemen bangsa dalam membangun kehidupan yang lebih baik. Ini mencerminkan
semangat gotong royong dan kebersamaan yang telah menjadi ciri khas NU sejak
awal berdirinya. Sementara itu, "Indonesia Maslahat" menandakan
tujuan besar yang ingin dicapai, yaitu menjadikan Indonesia sebagai negara yang
penuh manfaat, baik dari segi sosial, ekonomi, pendidikan, maupun spiritual.
Sebagai
organisasi Islam terbesar di Indonesia, NU telah menunjukkan kiprah nyata dalam
berbagai bidang. Di sektor pendidikan, NU mendirikan ribuan pesantren, sekolah,
dan Perguruan Tinggi yang mencetak generasi berakhlak mulia dan berwawasan
luas. Di bidang sosial, NU aktif dalam pemberdayaan masyarakat, program
kesejahteraan, dan bantuan kemanusiaan. Sementara dalam ekonomi, NU turut
mengembangkan koperasi, usaha mikro, serta program pemberdayaan ekonomi
berbasis syariah agar umat dapat mandiri dan berdaya saing.
Dalam
konteks kebangsaan, NU selalu berada di garda terdepan dalam menjaga keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dengan prinsip Islam rahmatan lil alamin,
NU terus mengawal moderasi beragama, menanamkan nilai-nilai toleransi, serta
merawat persatuan di tengah keberagaman bangsa. Sejarah mencatat, sejak era
perjuangan kemerdekaan hingga kini, NU tak pernah absen dalam membela
kepentingan rakyat dan mengawal kebijakan yang berpihak kepada keadilan sosial.
Harlah
ke-102 ini juga menjadi pengingat bahwa tantangan yang dihadapi NU dan bangsa
Indonesia semakin kompleks. Globalisasi, digitalisasi, perubahan sosial, serta
isu-isu keumatan menuntut NU untuk terus beradaptasi dan merespons dengan
bijak. Oleh karena itu, kolaborasi antara ulama, santri, akademisi, dan seluruh
elemen masyarakat sangat dibutuhkan guna menghadirkan solusi yang maslahat bagi
kehidupan umat.
Momentum
ini juga menjadi ajakan bagi generasi muda NU untuk mengambil peran lebih aktif
dalam mengembangkan dakwah digital, inovasi sosial, serta kepemimpinan yang
progresif. Dengan semangat Islam yang inklusif dan adaptif, generasi muda NU
diharapkan mampu meneruskan perjuangan para pendahulu dalam menghadirkan Islam
yang membawa rahmat bagi semesta alam.
Harlah NU ke-102 bukan hanya perayaan seremonial, tetapi juga refleksi mendalam atas perjalanan panjang organisasi ini. Sebagai umat Islam yang berpegang teguh pada nilai-nilai kebangsaan, kita harus semakin memperkuat persatuan dan terus berkontribusi bagi kebaikan bersama. Dengan bekerja bersama, kita dapat mewujudkan Indonesia yang maslahat, di mana seluruh rakyatnya hidup dalam keadilan, kesejahteraan, dan keberkahan.
Semoga di usia yang ke-102 ini, Nahdlatul Ulama semakin kokoh dalam menjalankan misinya sebagai pengawal moral, penjaga persatuan, dan pilar utama dalam membangun masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Dengan semangat kerja bersama, mari kita lanjutkan perjuangan para ulama dan pendiri NU dalam menghadirkan kemaslahatan bagi Indonesia dan dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar