Minggu, 12 Januari 2025

Istiqamah Bersama Al-Qur’an: Lebih dari Sekadar Hafalan

Nasihat Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho ini mengandung hikmah yang sangat mendalam mengenai hubungan seorang Muslim dengan Al-Qur’an. Dalam perjalanan menghafal Al-Qur’an, sering kali seseorang terfokus pada target pencapaian, yaitu kapan akan selesai menghafal. Namun, Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho mengingatkan bahwa yang lebih penting dari sekadar menyelesaikan hafalan adalah menjaga hubungan yang konsisten dan mendalam dengan Al-Qur’an. Nasihat ini mengajarkan kita untuk melihat Al-Qur’an bukan hanya sebagai hafalan, tetapi sebagai teman hidup yang harus terus menyertai kita dalam setiap langkah.

Menghafal Al-Qur’an memang merupakan ibadah yang mulia, namun menjaga keistiqamahan bersama Al-Qur’an adalah ibadah yang lebih besar nilainya. Istiqamah berarti konsistensi, kesetiaan, dan keteguhan hati untuk selalu membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an. Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho mengajarkan bahwa nilai sejati dari hubungan dengan Al-Qur’an bukan hanya terletak pada jumlah hafalan, tetapi pada sejauh mana Al-Qur’an mempengaruhi kehidupan seseorang. Apakah kita mampu menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam berpikir, bertindak, dan mengambil keputusan sehari-hari?

Selain itu, nasihat ini juga mengajarkan tentang pentingnya niat yang lurus dalam menghafal Al-Qur’an. Fokus pada kapan selesai menghafal dapat membuat seseorang tergesa-gesa, bahkan terkadang kehilangan esensi dari proses itu sendiri. Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho mengingatkan bahwa niat utama dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an haruslah karena Allah semata, bukan untuk pencapaian duniawi atau pengakuan dari orang lain. Dengan niat yang tulus dan fokus pada istiqamah, proses menghafal Al-Qur’an akan terasa lebih bermakna dan mendalam.

Menjaga istiqamah bersama Al-Qur’an juga berarti selalu mendekatkan diri kepadanya dalam berbagai kondisi. Ada kalanya seseorang merasa semangat dalam membaca atau menghafal Al-Qur’an, namun ada pula saat-saat di mana semangat itu menurun. Dalam kondisi seperti ini, keistiqamahan menjadi ujian utama. Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho mengingatkan bahwa istiqamah tidak berarti tidak pernah mengalami penurunan, tetapi kemampuan untuk kembali bangkit dan terus menjaga hubungan dengan Al-Qur’an. Proses ini mencerminkan kesungguhan hati seorang hamba untuk tetap berada di jalan Allah.

Nasihat ini juga relevan dengan kehidupan sehari-hari. Al-Qur’an bukan hanya untuk dihafal, tetapi juga untuk dipahami dan diamalkan. Dengan istiqamah bersama Al-Qur’an, seseorang akan selalu mendapatkan petunjuk, kekuatan, dan inspirasi dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho seolah mengingatkan kita bahwa menghafal adalah langkah awal, tetapi yang lebih penting adalah menjadikan Al-Qur’an sebagai nafas kehidupan, yang senantiasa menyinari hati dan pikiran.

Pada akhirnya, nasihat ini mengajarkan kita untuk selalu memprioritaskan hubungan yang mendalam dan konsisten dengan Al-Qur’an. Daripada hanya memikirkan kapan hafalan selesai, kita diajak untuk bertanya pada diri sendiri: sudahkah Al-Qur’an menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup kita? Dengan menjadikan istiqamah bersama Al-Qur’an sebagai tujuan utama, kita tidak hanya akan meraih keberkahan di dunia, tetapi juga kemuliaan di akhirat. Al-Qur’an akan menjadi cahaya yang menerangi jalan hidup kita, membimbing langkah kita menuju ridha Allah Swt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Guru dan Murid: Ikatan Abadi dalam Keberkahan Ilmu

Nasihat Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho bahwa “ Tidak ada istilah mantan gur...