Nasihat
Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho ini mengandung hikmah yang
sangat mendalam mengenai hubungan seorang Muslim dengan Al-Qur’an. Dalam
perjalanan menghafal Al-Qur’an, sering kali seseorang terfokus pada target
pencapaian, yaitu kapan akan selesai menghafal. Namun, Almaghfurlah KH. M.
Basori Alwi Murtadho mengingatkan bahwa yang lebih penting dari sekadar
menyelesaikan hafalan adalah menjaga hubungan yang konsisten dan mendalam
dengan Al-Qur’an. Nasihat ini mengajarkan kita untuk melihat Al-Qur’an bukan
hanya sebagai hafalan, tetapi sebagai teman hidup yang harus terus menyertai
kita dalam setiap langkah.
Menghafal
Al-Qur’an memang merupakan ibadah yang mulia, namun menjaga keistiqamahan
bersama Al-Qur’an adalah ibadah yang lebih besar nilainya. Istiqamah berarti
konsistensi, kesetiaan, dan keteguhan hati untuk selalu membaca, memahami, dan
mengamalkan Al-Qur’an. Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho mengajarkan
bahwa nilai sejati dari hubungan dengan Al-Qur’an bukan hanya terletak pada
jumlah hafalan, tetapi pada sejauh mana Al-Qur’an mempengaruhi kehidupan
seseorang. Apakah kita mampu menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam
berpikir, bertindak, dan mengambil keputusan sehari-hari?
Selain
itu, nasihat ini juga mengajarkan tentang pentingnya niat yang lurus dalam
menghafal Al-Qur’an. Fokus pada kapan selesai menghafal dapat membuat seseorang
tergesa-gesa, bahkan terkadang kehilangan esensi dari proses itu sendiri. Almaghfurlah
KH. M. Basori Alwi Murtadho mengingatkan bahwa niat utama dalam berinteraksi
dengan Al-Qur’an haruslah karena Allah semata, bukan untuk pencapaian duniawi
atau pengakuan dari orang lain. Dengan niat yang tulus dan fokus pada
istiqamah, proses menghafal Al-Qur’an akan terasa lebih bermakna dan mendalam.
Menjaga
istiqamah bersama Al-Qur’an juga berarti selalu mendekatkan diri kepadanya
dalam berbagai kondisi. Ada kalanya seseorang merasa semangat dalam membaca
atau menghafal Al-Qur’an, namun ada pula saat-saat di mana semangat itu
menurun. Dalam kondisi seperti ini, keistiqamahan menjadi ujian utama. Almaghfurlah
KH. M. Basori Alwi Murtadho mengingatkan bahwa istiqamah tidak berarti tidak pernah
mengalami penurunan, tetapi kemampuan untuk kembali bangkit dan terus menjaga
hubungan dengan Al-Qur’an. Proses ini mencerminkan kesungguhan hati seorang
hamba untuk tetap berada di jalan Allah.
Nasihat ini juga relevan dengan kehidupan sehari-hari. Al-Qur’an bukan hanya untuk dihafal, tetapi juga untuk dipahami dan diamalkan. Dengan istiqamah bersama Al-Qur’an, seseorang akan selalu mendapatkan petunjuk, kekuatan, dan inspirasi dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho seolah mengingatkan kita bahwa menghafal adalah langkah awal, tetapi yang lebih penting adalah menjadikan Al-Qur’an sebagai nafas kehidupan, yang senantiasa menyinari hati dan pikiran.
Pada akhirnya, nasihat ini mengajarkan kita untuk selalu memprioritaskan hubungan yang mendalam dan konsisten dengan Al-Qur’an. Daripada hanya memikirkan kapan hafalan selesai, kita diajak untuk bertanya pada diri sendiri: sudahkah Al-Qur’an menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup kita? Dengan menjadikan istiqamah bersama Al-Qur’an sebagai tujuan utama, kita tidak hanya akan meraih keberkahan di dunia, tetapi juga kemuliaan di akhirat. Al-Qur’an akan menjadi cahaya yang menerangi jalan hidup kita, membimbing langkah kita menuju ridha Allah Swt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar