Halaman

Sabtu, 25 Januari 2025

Jabat Tangan dengan Sanad: Menjaga Silaturahim hingga Rasulullah Saw.

Nasihat Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho mengenai jabat tangan yang memiliki sanad, yaitu rantai penghubung yang menghubungkan kita dengan para ulama dan bahkan sampai kepada Rasulullah Saw., mengandung makna yang sangat mendalam. Jabat tangan yang dilakukan oleh beliau tidak hanya sekadar salaman biasa, tetapi mengandung makna spiritual yang sangat besar. Melalui jabat tangan, ada sebuah silaturahim yang tak terputus, yang menghubungkan hati dan niat baik antar individu, dan pada akhirnya menghubungkan kita dengan generasi-generasi para ulama yang telah menjaga dan mengajarkan ilmu agama dengan penuh kesungguhan.

Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho menceritakan bahwa beliau pernah berjabat tangan dengan Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliky (Makkah), seorang ulama besar yang memiliki sanad yang kuat dalam penyampaian ilmu agama. Hal ini memberikan gambaran tentang betapa dalamnya tradisi silaturahim yang terjaga di kalangan para ulama, yang tidak hanya dalam bentuk ilmu, tetapi juga dalam bentuk akhlak dan adab. Jabat tangan ini, menurut beliau, merupakan bagian dari warisan adab yang sangat berharga, yang menghubungkan kita kepada para ulama dan akhirnya kepada Rasulullah Saw.

Nasihat ini juga memberikan gambaran tentang pentingnya menjaga silaturahim yang tidak hanya terbatas pada hubungan sosial, tetapi juga hubungan spiritual yang saling mempererat ukhuwah Islamiyah. Dengan berjabat tangan yang penuh kesadaran, kita turut menjaga hubungan ini, yang bisa berlanjut hingga kepada Rasulullah Saw. Hal ini mengingatkan kita bahwa setiap tindakan kecil yang kita lakukan, termasuk berjabat tangan, memiliki dampak yang lebih besar jika dilakukan dengan niat yang baik dan penuh kesadaran untuk menjaga hubungan dengan Allah, Rasulullah, dan umat Islam lainnya.

Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho menjelaskan bahwa jabat tangan ini tidak hanya berhenti pada generasi ulama terdekat, tetapi terus berlanjut dalam silaturahim yang menghubungkan kita dengan Rasulullah Saw. Ini adalah gambaran tentang betapa indahnya tradisi Islam yang menjaga warisan adab dan ilmu dari generasi ke generasi. Sebagai umat Islam, kita diajak untuk lebih menghargai adab-adab yang telah ditinggalkan oleh para ulama dan meneruskan warisan kebaikan ini kepada generasi selanjutnya.

Akhirnya, nasihat ini mengajak kita untuk lebih mendalami makna dari setiap perbuatan kita dalam berinteraksi dengan sesama. Dalam berjabat tangan, kita tidak hanya melakukan aktivitas fisik, tetapi juga membangun hubungan spiritual yang lebih dalam. Melalui silaturahim yang penuh adab dan niat yang baik, kita sebenarnya turut menjaga dan melanjutkan warisan kebaikan yang telah diajarkan oleh Rasulullah Saw. dan para ulama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cinta yang Menyesuaikan Diri: Kunci Harmoni dalam Rumah Tangga

Ungkapan " Termasuk kunci langgeng rumah tangga, istri (wanita) harus menyesuaika...