Nasihat
Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho tentang memperlama sujud dalam
sholat mengandung makna yang sangat dalam, menggambarkan ketulusan, kecintaan,
dan kedekatan beliau kepada Allah Ta'ala. Beliau menyampaikan bahwa saat sujud
yang terakhir adalah momen yang sangat berharga, di mana seseorang berada dalam
posisi paling dekat dengan Allah. Dalam posisi sujud, hati lebih terbuka, doa
lebih diterima, dan jiwa lebih khusyuk. Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi
Murtadho mengajarkan bahwa ini adalah waktu terbaik untuk berdoa, memuji, dan
menghadap Allah dengan sepenuh hati, mengingat bahwa dalam Islam, sujud adalah
puncak dari ibadah yang mengandung ketundukan dan kehambaan kepada Sang
Pencipta.
Keutamaan
sujud ini sudah dijelaskan dalam banyak hadis Nabi Muhammad Saw., yang
menyebutkan bahwa doa dalam sujud adalah doa yang paling mustajab, atau yang
paling mudah diterima oleh Allah. Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi
Murtadho dengan bijaksana mengingatkan pentingnya memanfaatkan momen sujud
untuk berdoa, tidak hanya untuk meminta, tetapi juga untuk memuji Allah dengan
penuh keikhlasan. Ketika seseorang memuji Allah dengan tulus, ia semakin
mendekatkan diri kepada-Nya, mengakui kebesaran dan kekuasaan-Nya atas segala
sesuatu. Ini adalah bentuk penghambaan yang murni, di mana seorang hamba tidak
merasa sombong atau tinggi hati di hadapan Penciptanya.
Sujud
dalam sholat juga merupakan waktu di mana seorang hamba benar-benar melepaskan
segala beban duniawi dan hanya fokus pada Allah. Almaghfurlah KH. M. Basori
Alwi Murtadho mengajarkan bahwa memanjangkan waktu sujud adalah salah satu cara
untuk benar-benar merasakan kedekatan dengan Allah, mengingat betapa besar
rahmat dan kasih-Nya. Dalam sujud, seorang hamba seharusnya tidak hanya sekadar
mengucapkan doa, tetapi juga merenung dan meresapi segala karunia dan nikmat
yang diberikan oleh Allah. Ini adalah bentuk penghargaan dan rasa syukur yang
tak terhingga terhadap segala yang telah Allah berikan.
Lebih jauh, Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho juga mengingatkan bahwa dalam sujud yang panjang, kita dapat berdoa tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain, keluarga, dan umat. Doa yang tulus dalam sujud akan memperkuat ikatan spiritual, tidak hanya dengan Allah, tetapi juga dengan sesama. Sebagai seorang guru dan pembimbing, beliau memotivasi untuk menjadikan shalat, khususnya sujud, sebagai waktu untuk memperbaiki hubungan kita dengan Allah, memperbanyak permohonan ampunan, dan memohon petunjuk-Nya agar selalu berada di jalan yang benar.
Akhirnya, nasihat ini mengajak kita untuk memahami bahwa shalat adalah lebih dari sekadar kewajiban ritual. Shalat adalah sarana untuk berkomunikasi langsung dengan Allah, untuk merasakan kedekatan yang hakiki, dan untuk memohon segala kebaikan. Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho mengajarkan bahwa dalam sujud yang panjang, ada kesempatan untuk membersihkan hati, memperbarui niat, dan memperdalam kecintaan kepada Allah. Ini adalah kesempatan emas yang tidak boleh disia-siakan, karena dengan sujud yang khusyuk, seorang hamba bisa mencapai kedamaian sejati dalam hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar