Tulisan
ini hadir dalam rangka memperingati rangkaian acara Istiqbal Haul ke-5 Almaghfurlah
KH. M. Basori Alwi Murtadho “Bedah Buku Karya Kiai” yang dilaksanakan di Aula
PIQ Kampus 2 pada hari Sabtu, 25 Januari 2025. Almaghfurlah KH. M.
Basori Alwi Murtadho dikenal sebagai sosok ulama yang memadukan kedalaman ilmu,
ketekunan, dan keistiqamahan dalam setiap karya tulisnya. Bagi beliau, menulis
bukan hanya sekadar aktivitas, tetapi juga bentuk pengabdian kepada Allah dan
kontribusi nyata bagi umat. Dengan pena di tangannya, beliau menjadikan ilmu
sebagai warisan berharga yang dapat terus memberi manfaat lintas generasi. Kegigihan
beliau dalam menulis mengajarkan bahwa karya yang bermakna lahir dari perpaduan
antara niat yang tulus, konsistensi, dan cinta terhadap ilmu, menjadikannya
teladan bagi siapa saja yang ingin berkarya untuk kebermanfaatan umat.
Dalam
tulisan ini, setidaknya ada lima (5) poin yang bisa dijelaskan tentang ketekunan,
keistiqamahan, dan pengabdian Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho
dalam berkarya atau menulis:
1.
Istiqamah dalam Berkarya atau Menulis
Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho adalah teladan
nyata (role model) tentang makna istiqamah dalam berkarya, khususnya di
bidang penulisan. Beliau menunjukkan bahwa menulis bukan hanya sekadar
aktivitas intelektual, tetapi juga bentuk pengabdian dan tanggung jawab moral.
Setiap hari, tanpa menunggu waktu luang yang ideal, beliau menyempatkan diri
untuk menulis, meskipun hanya beberapa kalimat. Bagi beliau, yang terpenting
adalah menjaga konsistensi, sebab dengan langkah-langkah kecil yang dilakukan
setiap hari, sebuah karya besar akan terwujud. Prinsip ini mengajarkan kita
bahwa keberhasilan tidak selalu datang dari langkah besar yang penuh drama,
tetapi dari upaya kecil yang dilakukan dengan penuh ketekunan dan kesungguhan
hati.
Inspirasi besar lain dari Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho adalah kebiasaan beliau untuk tidak menunda menuliskan ide-ide yang muncul. Beliau sadar bahwa pikiran adalah anugerah ilahi yang bersifat sementara; apa yang muncul di kepala hari ini mungkin akan terlupakan esok. Oleh karena itu, beliau langsung menuangkan gagasannya begitu ide itu muncul, meskipun hanya dalam bentuk coretan sederhana. Sikap ini tidak hanya menunjukkan kedisiplinan, tetapi juga penghormatan beliau terhadap ilmu dan kreativitas. Keteladanan beliau mengingatkan kita bahwa menulis adalah bentuk investasi jangka panjang, tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk kebermanfaatan orang banyak, melampaui batas waktu dan generasi.
2.
Banyak Membaca Kitab atau Buku
Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho adalah sosok
ulama yang mencerminkan ketekunan luar biasa dalam membaca, menjadikan
aktivitas ini sebagai bagian integral dari kehidupannya. Bagi beliau, membaca
adalah jalan untuk terus memperkaya wawasan, memperdalam ilmu, dan mendekatkan
diri kepada Allah melalui pemahaman yang lebih mendalam terhadap kitab-kitab
agama dan berbagai literatur lainnya. Tidak ada waktu yang beliau sia-siakan;
bahkan ketika kesulitan tidur, beliau lebih memilih untuk membuka kitab dan
melanjutkan perjalanannya dalam menimba ilmu daripada membiarkan waktu berlalu
tanpa manfaat. Sikap ini menunjukkan bagaimana beliau memandang waktu sebagai
karunia yang harus digunakan sebaik-baiknya, dan membaca sebagai ibadah yang
menghidupkan hati dan pikiran.
Ketekunan
beliau dalam membaca juga mengajarkan nilai bahwa ilmu tidak datang dengan
instan, tetapi melalui proses panjang yang memerlukan kesungguhan dan cinta
terhadap pengetahuan. Dengan membaca berbagai sumber, Almaghfurlah KH.
M. Basori Alwi Murtadho menunjukkan pentingnya keterbukaan pikiran dalam
belajar, mengambil hikmah dari beragam sudut pandang tanpa kehilangan pijakan
terhadap nilai-nilai agama. Hal ini menjadi inspirasi besar bagi generasi
setelahnya, bahwa membaca bukan hanya soal menambah pengetahuan, tetapi juga
cara untuk membangun karakter, memperkaya spiritualitas, dan memberikan manfaat
yang lebih luas kepada umat. Melalui ketekunannya, beliau telah menunjukkan
bahwa seorang pencari ilmu sejati tidak pernah berhenti belajar, meski usia
terus bertambah.
3.
Kesungguhan dalam Mendalami Ilmu Agama
Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho adalah teladan
nyata (role model) dalam ketekunan mendalami dan menelaah ilmu-ilmu
agama. Beliau tidak pernah puas dengan pemahaman yang dangkal, melainkan selalu
berupaya mencari jawaban yang mendalam dan akurat dari referensi kitab-kitab
klasik maupun kontemporer. Ketika menghadapi permasalahan keagamaan atau
mendapat pertanyaan dari orang lain, beliau tidak serta-merta memberikan
jawaban tanpa landasan, tetapi dengan sabar menelaah berbagai sumber hingga
menemukan solusi yang tepat. Sikap ini mencerminkan rasa tanggung jawab beliau
sebagai ulama yang tidak hanya bertujuan untuk menjawab, tetapi juga memberikan
jawaban yang sesuai dengan dalil dan maslahat. Dalam setiap langkahnya, Almaghfurlah
KH. Basori Alwi Murtadho menunjukkan bahwa mencari ilmu adalah proses tanpa
akhir yang harus diiringi dengan kesungguhan hati dan keikhlasan niat.
Bagi
Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho, penguasaan ilmu agama yang
mendalam adalah fondasi utama untuk menghasilkan tulisan yang bernilai dan
bermanfaat bagi umat. Beliau meyakini bahwa tulisan yang lahir dari pemahaman
yang kuat akan menjadi panduan yang kokoh dan tidak mudah goyah oleh perubahan
zaman. Dengan cara ini, beliau tidak hanya menjadi solusi atas permasalahan
yang dihadapi masyarakat, tetapi juga mewariskan ilmu yang tetap relevan lintas
generasi. Ketekunan beliau mengajarkan bahwa ilmu bukan hanya untuk kepuasan
intelektual, melainkan sebagai alat untuk menebarkan manfaat dan menghadirkan
keberkahan. Dalam setiap karya dan jawabannya, tampak jelas dedikasi beliau
dalam menjaga tradisi keilmuan Islam, menjadikannya inspirasi bagi para pencari
ilmu untuk terus berjuang menuntut ilmu dengan sepenuh hati.
4.
Berinteraksi dan Berdiskusi dengan Orang Lain
Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho dikenal sebagai
sosok yang terbuka dan rendah hati dalam berinteraksi serta berdiskusi dengan
orang lain terkait publikasi karya-karyanya. Beliau tidak hanya menjadikan
menulis sebagai aktivitas individu, tetapi juga proses kolektif yang melibatkan
masukan dan sudut pandang dari berbagai pihak. Dalam setiap diskusi, beliau
selalu mendengarkan dengan saksama, menghargai setiap saran yang diberikan, dan
mempertimbangkannya dengan pikiran terbuka. Sikap ini mencerminkan bahwa bagi
beliau, kualitas sebuah karya tidak hanya lahir dari pemikiran pribadi, tetapi
juga dari kolaborasi intelektual yang memperkaya isi dan memperluas manfaatnya
bagi umat. Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho melihat diskusi
bukan sebagai ajang perdebatan, tetapi sebagai upaya menyempurnakan karya agar
lebih bernilai dan relevan.
Keterbukaan
beliau terhadap masukan menunjukkan kebesaran jiwa seorang ulama yang tidak
pernah merasa puas dengan hasil akhirnya. Bahkan, ketika menghadapi sudut
pandang yang berbeda, beliau menjadikannya sebagai peluang untuk melihat
permasalahan dari perspektif baru, sehingga karyanya dapat menjawab kebutuhan
yang lebih luas. Beliau percaya bahwa ilmu yang benar akan semakin kokoh bila
diuji dan dikritisi, dan karya yang sempurna adalah karya yang mampu menjangkau
hati dan pikiran banyak orang. Keteladanan Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi
Murtadho dalam membangun dialog konstruktif menginspirasi generasi penerus
untuk tidak hanya berkarya, tetapi juga membuka diri terhadap kritik dan saran,
karena dari situlah sebuah karya bisa terus berkembang dan memberikan manfaat
yang lebih besar.
5.
Memanfaatkan Kemajuan Teknologi dan Informasi
Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho adalah sosok
yang visioner dalam memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi untuk
menyebarkan ilmu dan dakwah melalui karya-karyanya. Beliau memahami bahwa teknologi
adalah alat penting untuk menjangkau lebih banyak orang, melampaui batasan
geografis dan generasi. Dengan menggunakan media seperti VCD dan DVD, beliau
berhasil menghadirkan dakwah dan ilmu agama dalam bentuk yang lebih modern dan
mudah diakses. Melalui syuting untuk tampilan audio visual, pesan-pesan beliau
menjadi lebih hidup, interaktif, dan relevan dengan kebutuhan umat di era
digital. Ini menunjukkan bagaimana beliau mampu beradaptasi dengan perkembangan
zaman tanpa meninggalkan esensi nilai-nilai agama, menjadikan karya-karyanya
tetap berakar pada tradisi namun fleksibel dalam penyampaian.
Pemanfaatan platform teknologi modern juga mencerminkan wawasan beliau yang jauh ke depan, di mana dakwah tidak hanya dilakukan melalui ceramah langsung, tetapi juga melalui media yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja. Dengan menghadirkan karya-karyanya dalam bentuk audio visual, Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho tidak hanya memenuhi kebutuhan umat yang beragam, tetapi juga memastikan pesan-pesan Islam dapat diwariskan secara praktis kepada generasi mendatang. Keteladanan beliau dalam menggunakan teknologi untuk menyebarkan ilmu agama menginspirasi kita bahwa kemajuan teknologi bukanlah penghalang, tetapi peluang untuk memperluas manfaat. Beliau menunjukkan bahwa dakwah dan karya-karya ilmiah akan memiliki dampak yang lebih besar ketika dikemas dengan inovasi, menjadikan Islam hadir sebagai agama yang relevan di setiap zaman.
Sebagai penutup, Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho adalah teladan sejati tentang bagaimana ilmu, ketekunan, dan keikhlasan dapat melahirkan karya-karya yang abadi dan bermanfaat bagi umat. Dari keteguhan beliau dalam menulis, kebiasaan mendalam membaca, hingga keterbukaan terhadap masukan dan pemanfaatan teknologi modern, semua itu menggambarkan sosok yang tidak hanya cerdas, tetapi juga visioner dan penuh pengabdian. Beliau mengajarkan bahwa sebuah karya besar bukanlah hasil dari langkah instan, melainkan buah dari proses panjang yang dilakukan dengan istiqamah dan cinta terhadap ilmu. Semangat dan dedikasi beliau dalam berkarya adalah warisan tak ternilai yang menginspirasi kita untuk terus belajar, berkarya, dan memberikan manfaat bagi banyak orang, melampaui batas waktu dan generasi. (Dinarasikan dari pandangan Ustadz Ludfillah, S.T., M.Pd. santri sekaligus juru tulis karya-karya Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar