Minggu, 19 Januari 2025

Melantunkan Al-Qur’an: Harmoni Surga di Bumi

Nasihat Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho, “Suara pembaca Al-Qur’an adalah suara ahli surga,” mengandung makna yang sangat mendalam dan memotivasi. Ucapan ini mengingatkan bahwa membaca Al-Qur’an bukan hanya aktivitas ibadah, tetapi juga cerminan jiwa seorang Mukmin yang senantiasa dekat dengan Allah. Suara pembaca Al-Qur’an, yang indah dan penuh kekhusyukan, adalah pantulan dari hati yang bersih, tunduk, dan penuh cinta kepada Allah. Oleh karena itu, suara tersebut disebut sebagai suara ahli surga, karena ia membawa kedamaian, kebahagiaan, dan keindahan seperti yang dijanjikan di surga.

Membaca Al-Qur’an dengan tartil adalah amal yang sangat dicintai Allah. Rasulullah Saw. bersabda: “Orang yang mahir membaca Al-Qur’an akan bersama para malaikat yang mulia dan taat, sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata dan mengalami kesulitan akan mendapatkan dua pahala.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Hal ini menunjukkan betapa mulianya pembaca Al-Qur’an di sisi Allah. Suara mereka yang melantunkan ayat-ayat Allah tidak hanya didengar di bumi, tetapi juga menggema di langit, menjadi syafa’at dan pemberat amal kebaikan di hari kiamat.

Suara pembaca Al-Qur’an disebut sebagai suara ahli surga karena Al-Qur’an adalah kitab yang membawa petunjuk, rahmat, dan sumber ketenangan. Ketika seseorang membaca Al-Qur’an, ia tidak hanya sedang berinteraksi dengan firman Allah, tetapi juga sedang membersihkan hati dan pikirannya dari kegelapan duniawi. Suara itu membawa cahaya yang menerangi, baik bagi dirinya maupun orang yang mendengarnya. Oleh sebab itu, membaca Al-Qur’an adalah salah satu cara untuk merasakan keindahan surga sejak di dunia.

Selain itu, suara pembaca Al-Qur’an menjadi pengingat bahwa kita adalah umat yang diberi kemuliaan melalui Al-Qur’an. Suara yang mengalun indah saat membaca Al-Qur’an mencerminkan penghormatan kita terhadap wahyu Allah. Hal ini juga mengajarkan kita untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, tidak hanya dibaca, tetapi juga dipahami, dihayati, dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, kita tidak hanya menjadi pembaca, tetapi juga pewaris nilai-nilai Al-Qur’an yang abadi.

Nasihat ini juga memberi motivasi kepada kita untuk senantiasa memperbaiki bacaan Al-Qur’an. Semakin baik tartil, tajwid, dan kekhusyukan dalam membaca, semakin tinggi pula derajat kita di sisi Allah. Dalam sebuah hadis, Rasulullah Saw. bersabda, “Perbanyaklah membaca Al-Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi pembacanya.” (HR. Muslim). Maka, suara pembaca Al-Qur’an tidak hanya bernilai di dunia, tetapi juga menjadi saksi dan penolong di akhirat kelak.

Akhirnya, nasihat ini menginspirasi kita untuk menjadikan membaca Al-Qur’an sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Suara pembaca Al-Qur’an yang disebut sebagai suara ahli surga mengingatkan kita bahwa setiap huruf yang dibaca adalah amal kebaikan yang membawa keberkahan. Dengan membaca Al-Qur’an secara konsisten, kita tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga mempersiapkan diri untuk menjadi penghuni surga. Karena itu, jadikan suara kita sebagai bagian dari harmoni indah ahli surga dengan melantunkan Al-Qur’an dalam setiap kesempatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menata Masjid, Merawat Negeri: Falsafah Kebersihan yang Menggerakkan

Slogan " Bersih Masjidku, Bersih Negeriku " adalah seruan moral dan spiritua...