Almaghfurlah KH.
M. Basori Alwi Murtadho, seorang ulama kharismatik yang dikenal karena
kearifannya, memberikan nasihat yang sangat mendalam tentang pentingnya
bersabar dan penuh kasih sayang dalam mendidik anak, terutama ketika mereka
menunjukkan perilaku nakal. Beliau berkata, “Kalau anakmu nakal, jangan
diusir, ditelateni saja. Kalau diusir maka hubungannya akan putus sama sekali,
kalau tidak diusir, maka masih bisa ditarik sedikit-sedikit.” Nasihat ini
mengandung filosofi mendalam tentang pentingnya menjaga hubungan dan membangun
komunikasi yang baik dengan anak sebagai fondasi utama dalam pendidikan
keluarga.
Ketika anak berperilaku nakal, sering kali
orang tua merasa kesal, marah, atau bahkan kehilangan kesabaran. Namun, Almaghfurlah
KH. M. Basori Alwi Murtadho mengingatkan bahwa mengusir anak atau memutuskan
hubungan emosional dengannya hanya akan memperburuk situasi. Anak yang diusir
atau ditolak akan merasa tidak diterima, kehilangan rasa aman, dan akhirnya
menjauh secara fisik maupun emosional dari orang tua. Sebaliknya, dengan “ditelateni”
atau dihadapi dengan kesabaran dan kasih sayang, orang tua menciptakan ruang
bagi anak untuk memperbaiki diri secara perlahan.
Nasihat ini juga menekankan pentingnya
membangun hubungan yang kokoh berdasarkan cinta dan empati. Anak yang nakal
sering kali sebenarnya sedang mencari perhatian atau mengalami kebingungan
dalam memahami emosi mereka. Ketelatenan orang tua memberi kesempatan untuk
memahami penyebab perilaku anak dan membantu mereka menemukan solusi yang lebih
baik. Dalam proses ini, anak belajar bahwa keluarga adalah tempat yang aman
untuk berbagi, belajar, dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.
Almaghfurlah KH.
M. Basori Alwi Murtadho juga mengajarkan nilai besar dalam Islam tentang “rahmat”
dan “kesabaran”. Orang tua adalah cerminan kasih Allah bagi anak-anak mereka.
Dengan meneladani sifat Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, orang tua
dapat menjadi pemandu yang tidak hanya mendidik tetapi juga merangkul kelemahan
anak-anak mereka dengan cinta. Ketelatenan ini adalah bagian dari “tarbiyah”
atau pendidikan Islami yang bertujuan untuk membentuk karakter dan akhlak
mulia.
Secara praktis, nasihat ini mengajarkan teknik mendidik yang humanis. Ketika anak melakukan kesalahan, daripada menghukumnya secara berlebihan atau menolaknya, orang tua perlu mengambil pendekatan dialogis. Mendengarkan, berbicara dari hati ke hati, dan memberikan contoh perilaku yang baik adalah langkah-langkah penting untuk mendidik anak tanpa memutuskan hubungan emosional. Proses ini membutuhkan kesabaran, tapi hasilnya adalah hubungan keluarga yang lebih harmonis dan anak yang tumbuh dengan fondasi moral yang kuat.
Nasihat Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho ini menjadi inspirasi bagi setiap orang tua untuk terus memperjuangkan kebaikan dalam keluarga. Anak adalah amanah yang harus dirawat dengan cinta dan kesabaran, meskipun mereka menunjukkan sisi sulit dari pertumbuhan mereka. Dengan terus mendampingi mereka di setiap langkah, orang tua dapat menanamkan nilai-nilai kebaikan yang akan menjadi bekal bagi anak hingga dewasa. Seperti pepatah, “Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah,” demikian pula kasih sayang orang tua yang tulus akan menjadi bekal perjalanan panjang anak di dunia dan akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar