Nasihat
Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho tentang pentingnya niat dan
kesungguhan dalam mengajar mengandung nilai yang sangat mendalam, tidak hanya
bagi pendidik tetapi juga bagi siapa saja yang ingin menebar manfaat kepada
sesama. Beliau menekankan bahwa mengajar bukan hanya aktivitas fisik
menyampaikan ilmu, melainkan ibadah yang memerlukan kesungguhan hati sejak awal
hingga akhir. Dengan niat yang tulus dan fokus, setiap langkah mengajar menjadi
lebih bermakna dan bernilai di sisi Allah.
Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho mengajarkan
untuk memulai niat mengajar sejak dari kamar, sebelum benar-benar bertemu
murid. Hal ini menunjukkan bahwa persiapan batiniah sangat penting bagi seorang
guru. Niat yang diluruskan sejak awal akan menjadi landasan utama dalam
menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab. Guru tidak hanya sekadar
menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga menjadi perantara kebaikan,
membentuk akhlak, dan menanamkan nilai-nilai hidup kepada anak didik.
Selain
itu, beliau mengajarkan pentingnya tawasul atau memohon perantara doa
kepada guru-guru dan orang tua sebelum memulai aktivitas mengajar. Hal ini
mengingatkan bahwa kesuksesan seorang pendidik tidak lepas dari barokah ilmu
yang diturunkan oleh para guru sebelumnya dan doa restu dari orang tua. Dengan tawasul,
seorang guru menyadari bahwa apa yang mereka lakukan adalah kelanjutan dari
perjuangan para pendidik sebelumnya, sehingga mereka melibatkan keberkahan
tersebut dalam proses pengajaran.
Ketika
mengucapkan surat Al-Fatihah sebelum mengajar, Almaghfurlah KH. M. Basori
Alwi Murtadho mengingatkan agar niat tulus tersebut dilintaskan kembali di
hati. Ini menjadi simbol pentingnya mengulang niat di setiap langkah agar fokus
tidak bergeser. Surat Al-Fatihah, yang merupakan inti dari Al-Qur’an, menjadi
doa yang meliputi permohonan petunjuk, keberkahan, dan keikhlasan. Membaca
Al-Fatihah dengan niat yang sungguh-sungguh juga menjadi pengingat bahwa
mengajar adalah bagian dari ibadah dan tugas suci yang membutuhkan kesadaran
penuh.
Nasihat ini juga mencerminkan betapa Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho memahami bahwa mengajar adalah tugas yang melibatkan dimensi spiritual, intelektual, dan emosional. Dengan menanamkan niat yang kokoh dan melibatkan Allah dalam setiap prosesnya, seorang guru akan mampu menghadapi berbagai tantangan yang mungkin muncul. Keikhlasan penuh dari seorang pendidik akan memberikan kekuatan untuk bersabar, memotivasi, dan mendampingi anak didik dengan penuh kasih sayang.
Akhirnya, nasihat ini mengajarkan bahwa menjadi pendidik bukan hanya soal menyampaikan pengetahuan, tetapi juga soal mentransformasi hati dan pikiran murid. Dengan niat yang benar dan ikhlas, seorang guru tidak hanya mengajarkan ilmu duniawi tetapi juga menanamkan nilai-nilai Ilahiyah dalam diri anak-anak didiknya. Maka, mengajar menjadi jalan keberkahan yang membawa manfaat tidak hanya bagi sang guru, tetapi juga bagi generasi yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar