Nasihat Almaghfurlah KH. M. Basori
Alwi Murtadho tentang Pesantren Ilmu Al-Qur'an (PIQ) Singosari Malang sebagai “rumah
anak-anaknya” mencerminkan kehangatan seorang pemimpin dan pendidik yang penuh
cinta. Dengan menyebut pesantren sebagai rumah, beliau ingin menegaskan bahwa
tempat ini bukan sekadar institusi pendidikan, tetapi juga tempat yang penuh
dengan kasih sayang, penerimaan, dan hubungan kekeluargaan. Pesantren bukan
hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga ruang untuk membentuk pribadi, moral,
dan akhlak yang mulia, di mana setiap santri diperlakukan seperti keluarga
sendiri.
Pernyataan bahwa “pintu pesantren selalu
terbuka” adalah simbol dari keikhlasan dan keterbukaan. Alumni yang pernah
menimba ilmu di pesantren ini selalu diterima kembali kapan pun mereka
membutuhkan bimbingan, tempat berlabuh, atau sekadar mengingat kembali kenangan
masa lalu. Hal ini mencerminkan bahwa hubungan antara pesantren dan para
alumninya tidak terputus meski waktu terus berjalan. Ada hubungan batin yang
abadi antara pesantren, para guru, dan santrinya yang melampaui batas
formalitas dan waktu.
Nasihat ini juga menanamkan pesan penting
tentang arti kebersamaan dan keberlanjutan silaturahim. Dalam Islam,
silaturahim adalah salah satu amalan yang membawa berkah, dan hubungan antara
seorang guru dan murid merupakan salah satu bentuk silaturahim yang istimewa. Pesan
Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho ini mengajarkan kepada kita
untuk selalu menjaga hubungan baik dengan tempat yang telah berjasa besar dalam
kehidupan kita. Alumni diingatkan untuk tidak melupakan akar pendidikan mereka
dan terus menjalin komunikasi dengan pesantren sebagai bentuk rasa syukur dan
penghormatan.
Selain itu, konsep “rumah” yang digunakan
dalam nasihat ini memberikan rasa aman dan nyaman. Banyak alumni yang mungkin
merasa kehilangan arah atau menghadapi tantangan dalam hidup mereka. Pesan ini
seolah menjadi pengingat bahwa mereka selalu memiliki tempat untuk pulang,
tempat di mana mereka bisa mendapatkan bimbingan spiritual dan inspirasi untuk
menghadapi kehidupan. Kehangatan ini sangat berarti bagi alumni yang merasa
rindu atau membutuhkan dukungan dalam perjalanan hidup mereka.
Lebih jauh, nasihat ini juga menginspirasi tentang pentingnya rasa kepemilikan terhadap institusi yang pernah menjadi bagian dari perjalanan hidup kita. Alumni diharapkan tidak hanya kembali sebagai penerima manfaat, tetapi juga menjadi bagian dari perkembangan pesantren, baik melalui kontribusi ide, tenaga, atau dukungan lainnya. Dengan demikian, pesantren menjadi tempat yang tidak hanya membentuk generasi baru, tetapi juga terus diperkuat oleh kontribusi generasi sebelumnya.
Akhirnya, nasihat Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho ini mengingatkan kita tentang makna sejati sebuah pesantren, yaitu sebagai tempat yang penuh dengan cinta, doa, dan harapan. Sebuah pesantren tidak hanya membekali ilmu agama, tetapi juga memberikan fondasi moral dan spiritual yang kuat bagi santrinya. Dengan membuka pintunya lebar-lebar bagi alumni, PIQ Singosari Malang menunjukkan bahwa nilai-nilai yang diajarkan di sana adalah nilai-nilai keikhlasan, kasih sayang, dan kesetiaan. Pesan ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk terus menjaga hubungan baik dengan tempat-tempat yang pernah menjadi bagian penting dari hidup kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar