Sabtu, 04 Januari 2025

PIQ Singosari: Rumah Cinta yang Selalu Terbuka untuk Kembali

Nasihat Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho tentang Pesantren Ilmu Al-Qur'an (PIQ) Singosari Malang sebagai “rumah anak-anaknya” mencerminkan kehangatan seorang pemimpin dan pendidik yang penuh cinta. Dengan menyebut pesantren sebagai rumah, beliau ingin menegaskan bahwa tempat ini bukan sekadar institusi pendidikan, tetapi juga tempat yang penuh dengan kasih sayang, penerimaan, dan hubungan kekeluargaan. Pesantren bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga ruang untuk membentuk pribadi, moral, dan akhlak yang mulia, di mana setiap santri diperlakukan seperti keluarga sendiri.

Pernyataan bahwa “pintu pesantren selalu terbuka” adalah simbol dari keikhlasan dan keterbukaan. Alumni yang pernah menimba ilmu di pesantren ini selalu diterima kembali kapan pun mereka membutuhkan bimbingan, tempat berlabuh, atau sekadar mengingat kembali kenangan masa lalu. Hal ini mencerminkan bahwa hubungan antara pesantren dan para alumninya tidak terputus meski waktu terus berjalan. Ada hubungan batin yang abadi antara pesantren, para guru, dan santrinya yang melampaui batas formalitas dan waktu.

Nasihat ini juga menanamkan pesan penting tentang arti kebersamaan dan keberlanjutan silaturahim. Dalam Islam, silaturahim adalah salah satu amalan yang membawa berkah, dan hubungan antara seorang guru dan murid merupakan salah satu bentuk silaturahim yang istimewa. Pesan Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho ini mengajarkan kepada kita untuk selalu menjaga hubungan baik dengan tempat yang telah berjasa besar dalam kehidupan kita. Alumni diingatkan untuk tidak melupakan akar pendidikan mereka dan terus menjalin komunikasi dengan pesantren sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan.

Selain itu, konsep “rumah” yang digunakan dalam nasihat ini memberikan rasa aman dan nyaman. Banyak alumni yang mungkin merasa kehilangan arah atau menghadapi tantangan dalam hidup mereka. Pesan ini seolah menjadi pengingat bahwa mereka selalu memiliki tempat untuk pulang, tempat di mana mereka bisa mendapatkan bimbingan spiritual dan inspirasi untuk menghadapi kehidupan. Kehangatan ini sangat berarti bagi alumni yang merasa rindu atau membutuhkan dukungan dalam perjalanan hidup mereka.

Lebih jauh, nasihat ini juga menginspirasi tentang pentingnya rasa kepemilikan terhadap institusi yang pernah menjadi bagian dari perjalanan hidup kita. Alumni diharapkan tidak hanya kembali sebagai penerima manfaat, tetapi juga menjadi bagian dari perkembangan pesantren, baik melalui kontribusi ide, tenaga, atau dukungan lainnya. Dengan demikian, pesantren menjadi tempat yang tidak hanya membentuk generasi baru, tetapi juga terus diperkuat oleh kontribusi generasi sebelumnya.

Akhirnya, nasihat Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho ini mengingatkan kita tentang makna sejati sebuah pesantren, yaitu sebagai tempat yang penuh dengan cinta, doa, dan harapan. Sebuah pesantren tidak hanya membekali ilmu agama, tetapi juga memberikan fondasi moral dan spiritual yang kuat bagi santrinya. Dengan membuka pintunya lebar-lebar bagi alumni, PIQ Singosari Malang menunjukkan bahwa nilai-nilai yang diajarkan di sana adalah nilai-nilai keikhlasan, kasih sayang, dan kesetiaan. Pesan ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk terus menjaga hubungan baik dengan tempat-tempat yang pernah menjadi bagian penting dari hidup kita. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Percaya Diri dan Sadar Diri: Keseimbangan Menuju Kesuksesan Bermakna

Ungkapan " Percaya diri penting, tapi sadar diri lebih penting " mengandung ...