Sabtu, 11 Januari 2025

Sabar dan Syukur: Kunci Kehidupan yang Mendekatkan Diri pada Allah

Nasihat Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho ini memberikan petunjuk yang mendalam tentang sikap yang harus dimiliki seorang Muslim dalam menghadapi berbagai kondisi kehidupan, baik yang penuh kenikmatan maupun ujian. Dalam pesan pertama, beliau mengingatkan tentang pentingnya menyikapi kenikmatan dengan rasa syukur yang tulus, dan bukan dengan kebanggaan. Ketika seseorang menerima nikmat dari Allah, baik itu rezeki, kesuksesan, atau keberuntungan, kewajiban kita adalah mengucapkan rasa syukur dan menceritakan kebahagiaan kita dengan cara yang tidak berlebihan. Dengan berbagi kebahagiaan kepada orang lain, kita menunjukkan sikap rendah hati dan mengingatkan diri kita bahwa segala nikmat yang kita terima adalah karunia dari Allah, bukan hasil dari kemampuan atau usaha semata.

Selanjutnya, Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho menegaskan bahwa kebanggaan atas nikmat yang kita miliki dapat mengarah pada sifat sombong. Ketika kita bangga secara berlebihan, sering kali kita lupa bahwa nikmat tersebut berasal dari Allah yang Maha Pemurah. Kebanggaan yang berlebihan bisa mengurangi keberkahan dari nikmat itu sendiri. Oleh karena itu, beliau mengajarkan bahwa saat berbagi cerita tentang nikmat, kita sebaiknya menekankan rasa syukur kepada Allah, bukan mengungkapkan kebanggaan diri. Dengan demikian, kita akan menjaga hati tetap bersih dari sifat sombong dan selalu mengingat bahwa segala sesuatu adalah milik Allah semata.

Berbeda dengan saat menghadapi kesulitan atau cobaan hidup, Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho mengajarkan agar kita tidak terlalu banyak berbicara tentang kesusahan yang kita alami. Ketika berada dalam kesulitan, beliau mengingatkan untuk lebih memilih sabar dan ikhlas. Dalam Islam, sabar adalah salah satu sifat yang sangat dihargai dan merupakan bentuk penghambaan kepada Allah. Kesulitan atau ujian hidup adalah bagian dari takdir yang harus diterima dengan lapang dada. Daripada mengeluh atau membicarakan kesulitan kita kepada orang lain, lebih baik kita menahan diri dan bersabar, karena dengan sabar, kita memperoleh pahala yang luar biasa.

Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho juga menjelaskan bahwa dengan kesabaran dalam menghadapi ujian, dosa-dosa kita akan diampuni. Hal ini sesuai dengan banyak hadis yang menyebutkan bahwa kesabaran dalam menghadapi musibah akan menghapuskan dosa-dosa kita. Bahkan, jika seseorang tidak memiliki dosa, Allah akan mengangkat derajatnya dan memberikan pahala yang lebih tinggi. Ini adalah anugerah yang luar biasa, karena sabar bukan hanya membuat seseorang tetap kuat dalam menghadapi kesulitan, tetapi juga menjadikan dirinya lebih dekat dengan Allah. Dengan sabar, seseorang mendapatkan kemuliaan dan keberkahan hidup yang lebih besar dari apa yang dia bayangkan.

Akhirnya, nasihat ini mengajak kita untuk selalu menjaga sikap kita dalam setiap kondisi. Ketika kita mendapat kenikmatan, kita harus menyikapinya dengan rasa syukur dan berbagi kebahagiaan dengan rendah hati. Ketika kita menghadapi kesulitan, kita harus bersabar dan percaya bahwa Allah akan memberikan jalan keluar dan mengampuni dosa-dosa kita. Dengan sikap ini, kita tidak hanya memperoleh keberkahan di dunia, tetapi juga pahala yang besar di sisi Allah. Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho mengajarkan kita untuk menjadikan setiap keadaan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, dengan tetap menjaga hati dan niat agar selalu ikhlas dan penuh tawakal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Percaya Diri dan Sadar Diri: Keseimbangan Menuju Kesuksesan Bermakna

Ungkapan " Percaya diri penting, tapi sadar diri lebih penting " mengandung ...