Lafadz
shalawat "أَلْفُ أَلْفِ صَلَاةٍ، أَلْفُ أَلْفِ سَلَامٍ، عَلَيْكَ يَا
رَسُوْلَ اللهِ، فِي كُلِّ لَمْحَةٍ وَ نَفَسٍ عَدَدَ مَا وَسِعَهُ عِلْمُ اللهِ" (Alfu
alfi shalātin, alfu alfi salāmin, ‘alaika ya Rasulallāhi, fī kulli lamhatin wa-nafasin
‘adada mā wasi’ahu ‘ilmullāhi) sering dibaca oleh Almaghfurlah KH.
M. Basori Alwi Murtadho bersama para santri setelah pengajian. Shalawat ini
memiliki keindahan yang luar biasa, menggambarkan cinta yang mendalam kepada
Rasulullah Saw. Dalam bahasa Indonesia, artinya adalah: “Sejuta shalawat,
sejuta salam, atas engkau wahai Rasulullah, pada setiap kedipan mata dan helaan
napas, sebanyak jumlah yang mencakup pengetahuan Allah.” Lafadz ini
mengandung pesan spiritual yang kaya dan mengajak pembacanya untuk merenungkan
keagungan Rasulullah Saw. serta keluasan rahmat Allah.
Makna
awal shalawat ini, "أَلْفُ أَلْفِ صَلَاةٍ، أَلْفُ أَلْفِ سَلَامٍ" (sejuta shalawat, sejuta salam),
menunjukkan betapa besar penghormatan yang diberikan kepada Rasulullah Saw.
Angka “sejuta” adalah simbol dari jumlah yang tak terhingga, menggambarkan
intensitas cinta dan penghormatan yang tidak mengenal batas. Melalui kalimat
ini, kita diajak untuk merenungkan betapa pentingnya memperbanyak shalawat
kepada Rasulullah Saw. sebagai wujud cinta dan pengakuan atas kemuliaan beliau.
Frasa
berikutnya, "فِي كُلِّ لَمْحَةٍ وَ نَفَسٍ" (pada setiap kedipan mata dan helaan
napas), memberikan makna mendalam tentang kesadaran dan kesinambungan dalam
mengingat Rasulullah Saw. Kedipan mata dan helaan napas adalah aktivitas yang
terus berlangsung tanpa kita sadari. Dengan menyebutkan keduanya, shalawat ini
mengajarkan bahwa ingatan kepada Rasulullah Saw. harus senantiasa ada di setiap
momen kehidupan, bahkan dalam hal-hal yang paling kecil sekalipun.
Adapun
frasa "عَدَدَ مَا وَسِعَهُ عِلْمُ اللهِ" (sebanyak jumlah yang mencakup pengetahuan
Allah) menunjukkan luasnya cakupan doa yang dipanjatkan. Pengetahuan Allah
meliputi segala sesuatu yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Dengan
memasukkan frasa ini, shalawat tersebut menyiratkan harapan agar penghormatan
kepada Rasulullah Saw. berlangsung seluas dan seagung pengetahuan Allah. Ini
juga mengajarkan bahwa manusia harus menyadari keterbatasannya dan selalu
bersandar pada kebesaran Allah dalam segala hal.
Pembacaan
shalawat ini oleh Almaghfurlah KH. M. Basori Alwi Murtadho bersama para
santri memiliki tujuan mulia untuk menanamkan kecintaan kepada Rasulullah Saw. dalam
jiwa generasi muda. Dengan kebiasaan ini, para santri diajarkan untuk
senantiasa menghidupkan hubungan spiritual dengan Rasulullah Saw. dan
menjadikannya teladan utama dalam kehidupan. Selain itu, shalawat ini menjadi
cara untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah antara guru dan murid melalui lantunan
doa bersama.
Shalawat ini juga mengandung keberkahan yang besar. Sebagaimana Rasulullah Saw. bersabda, مَنْ صَلَّى عَلَيَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرًا (Man shalla ‘alayya wāhidatan shallāhu ‘alaihi ‘asyran) “Barang siapa bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan membalasnya dengan sepuluh rahmat” (HR. Muslim). Membaca shalawat sebanyak ini berarti memohon rahmat Allah yang melimpah, baik untuk kehidupan dunia maupun akhirat. Selain itu, shalawat adalah doa yang dijamin diterima oleh Allah, sehingga menjadi amalan yang ringan tetapi penuh keberkahan.
Akhirnya, lafadz shalawat ini menjadi simbol cinta, penghormatan, dan pengabdian kepada Rasulullah Saw. Membacanya bukan sekadar ritual, tetapi juga ekspresi keimanan dan rasa syukur atas keberadaan Rasulullah Saw. sebagai rahmat bagi semesta alam. Dengan menghayati maknanya, shalawat ini menjadi pengingat bagi kita untuk terus menjaga hubungan dengan Allah dan Rasul-Nya dalam setiap aspek kehidupan. Semoga melalui amalan ini, kita semua mendapatkan syafaat dari Rasulullah Saw. dan hidup dalam limpahan rahmat serta berkah-Nya. Āmīn Ya Rabbal ‘Ālamīn!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar