Halaman

Selasa, 25 Februari 2025

Pengertian, Pembagian, dan Cabang-Cabang Ilmu Hadis

A. Pengertian Ilmu Hadis 

Ilmu hadis adalah ilmu yang membahas segala sesuatu yang berkaitan dengan hadis Nabi Muhammad Saw., baik dari segi periwayatan, pemahaman, maupun penilaian kualitasnya. Ilmu hadis bertujuan untuk menjaga keaslian dan keabsahan hadis sebagai sumber hukum Islam kedua setelah Al-Qur’an.

Secara umum, ilmu hadis terbagi menjadi dua bagian utama:

1. Ilmu Hadis Riwayah (علم الحديث رواية

Ilmu yang membahas tentang periwayatan hadis dari Rasulullah Saw., baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapan, maupun sifat beliau. Ilmu ini berkaitan dengan pengumpulan, pencatatan, dan penyampaian hadis. 

2. Ilmu Hadis Dirayah (علم الحديث دراية)  

Ilmu yang membahas tentang kaidah-kaidah dalam meneliti sanad dan matan hadis untuk menentukan kualitas hadis. Ilmu ini bertujuan untuk menilai apakah suatu hadis sahih, hasan, atau dha’if.

B. Pembagian Ilmu Hadis 

Ilmu hadis memiliki berbagai kategori berdasarkan aspek tertentu, di antaranya: 

1. Berdasarkan Kualitas Hadis 

a.    Hadis Sahih (الحديث الصحيح)

Hadis yang memiliki sanad bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang adil dan dhabith (kuat hafalannya), serta tidak mengandung kejanggalan (syadz) atau cacat (‘illat).

b.    Hadis Hasan (الحديث الحسن)  

Hadis yang sanadnya bersambung dan diriwayatkan oleh perawi yang adil, tetapi memiliki tingkat ketelitian (dhabith) yang lebih rendah dibanding hadis sahih. 

c.     Hadis Dha’if (الحديث الضعيف)

Hadis yang tidak memenuhi kriteria hadis sahih atau hasan karena ada kelemahan dalam sanad atau matannya.

d.    Hadis Maudhu’ (الحديث الموضوع

Hadis yang dibuat atau direkayasa oleh seseorang dan dinisbatkan kepada Nabi Muhammad Saw. secara dusta.

2. Berdasarkan Jumlah Perawi dalam Setiap Tingkatan

a. Hadis Mutawatir (الحديث المتواتر)

Hadis yang diriwayatkan oleh banyak perawi dalam setiap generasi, sehingga mustahil mereka sepakat untuk berdusta.

b. Hadis Ahad (الحديث الآحاد)

Hadis yang jumlah perawinya dalam setiap generasi tidak mencapai derajat mutawatir. Hadis ahad terbagi menjadi:

§  Hadis Masyhur (الحديث المشهور): Diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih dalam setiap generasi (tingkatan sanad).

§  Hadis ‘Aziz (الحديث العزيز): Diriwayatkan oleh dua orang dalam setiap generasi (tingkatan sanad).

§  Hadis Gharib (الحديث الغريب): Hanya memiliki satu perawi pada satu tingkatan sanad.

3.    Berdasarkan Penerimaan Hadis oleh Ulama 

a.    Hadis Maqbul (الحديث المقبول)

Hadis yang dapat dijadikan hujjah atau dalil dalam Islam, mencakup hadis sahih dan hasan.

b.    Hadis Mardud (الحديث المردود)

Hadis yang tidak dapat dijadikan hujjah karena kelemahan yang terdapat dalam sanad atau matannya, seperti hadis dha'if dan maudhu'.

C. Cabang-Cabang Ilmu Hadis 

Ilmu hadis memiliki berbagai cabang yang membahas aspek tertentu dari hadis, di antaranya: 

1.    Ilmu Rijalul Hadis (علم رجال الحديث)

Mempelajari biografi para perawi hadis, termasuk latar belakang, kepribadian, dan kredibilitas mereka dalam meriwayatkan hadis.

2.    Ilmu Jarh wa Ta’dil (علم الجرح والتعديل)

Ilmu yang membahas cara menilai kredibiltas perawi hadis, apakah mereka terpercaya (tsiqah) atau lemah (dha’if).

3.    Ilmu ‘Ilalul Hadis (علم علل الحديث)

Ilmu yang mengkaji cacat tersembunyi dalam sanad atau matan hadis yang dapat menyebabkan hadis tersebut tidak sahih.

4.    Ilmu Gharibul Hadis (علم غريب الحديث)

Ilmu yang meneliti kata-kata atau istilah asing dalam hadis yang sulit dipahami.

5.    Ilmu Nasikh wa Mansukh (علم الناسخ والمنسوخ)

Ilmu yang membahas hadis-hadis yang hukumnya telah dibatalkan oleh hadis lain.

6.    Ilmu Mushthalahul Hadis (علم مصطلح الحديث)

Ilmu yang membahas istilah-istilah dalam ilmu hadis, seperti sahih, hasan, dha’if, mutawatir, dan lainnya.

7.    Ilmu Takhrij Hadis (علم تخريج الحديث)

Ilmu yang mengkaji sumber hadis dalam kitab-kitab hadis untuk mengetahui keabsahan dan keterpercayaannya.

8.    Ilmu Mukhtalif wal Muhtalif (علم مختلف الحديث ومؤتلفه)

Ilmu yang membahas hadis-hadis yang tampak bertentangan dan mencari cara untuk mendamaikannya.

Sumber Bacaan:

Al-Asqalani, Ibnu Hajar. Nukhbatul Fikr fi Musthalah Ahlil Atsar, Al-Dār al-‘Ālamiyyah.

Al-Khatib, Muhammad Ajjaj. Ushul al-Hadits (Penerjemah: Fauzi Bahreisy), Pustaka Al-Kautsar.

al-Salih, Subhi. Ulum al-Hadits wa Musthalahuhu (Ilmu Hadis dan Musthalahnya), Penerjemah: Mahmud Abu Rayyah, Pustaka Azzam.

Ismail, M. Syuhudi. 1999.  Hadis Nabi dan Sejarah Kodifikasinya, Jakarta: Bulan Bintang.

Syukur, A. 2014. Ilmu Hadis, Jakarta: Rajawali Pers.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mimpi Tinggi, Hidup Bermakna: Menemukan Nilai dalam Tujuan yang Mulia

Ucapan H. Anies Rasyid Baswedan, S.E., M.P.P., Ph.D., “ Tinggikan mimpimu, tidak khawa...