Halaman

Senin, 31 Maret 2025

Hari Raya Sejati: Saat Ta'at Bertambah, Dosa Terampuni

Ucapan hikmah dari Ibnu Rajab al-Hanbali, seorang ulama besar berbunyi:

لَيْسَ الْعِيْدُ لِمَنْ لَبِسَ الْجَدِيْدَ، إِنَّمَا الْعِيْدُ لِمَنْ طَاعَتُهُ تَزِيْدُ 

لَيْسَ الْعِيْدُ لِمَنْ تَجَمَّلَ بِاللِّبَاسِ وَالرُّكُوْبِ، إِنَّمَا الْعِيْدُ لِمَنْ غُفِرَتْ لَهُ الذُّنُوْبُ 

"Bukanlah hari raya bagi siapa yang memakai pakaian baru, melainkan hari raya bagi siapa yang ketaatannya bertambah. Dan bukanlah hari raya bagi siapa yang berhias dengan pakaian dan kendaraan, melainkan hari raya bagi siapa yang dosa-dosanya diampuni".

Ucapan ini mengandung pesan spiritual yang sangat dalam, menuntun kita untuk memaknai hari raya (Idul Fitri) bukan hanya sebagai momen perayaan lahiriah, tetapi sebagai momentum peningkatan batiniah. Ibnu Rajab mengingatkan bahwa esensi hari raya bukan terletak pada kemewahan penampilan, melainkan pada peningkatan kualitas hubungan dengan Allah dan penghapusan dosa-dosa melalui ibadah yang diterima.

Dalam realitas modern, hari raya seringkali dikaitkan dengan busana baru, makanan lezat, liburan, dan media sosial, padahal hakikat hari raya dalam pandangan ulama salaf adalah perayaan spiritual, buah dari perjuangan menundukkan hawa nafsu selama bulan ibadah (Ramadan). Maka, ucapan Ibnu Rajab menjadi kritik lembut bagi mereka yang merayakan lahir tanpa memaknai batin.

Ketika seseorang berhasil meningkatkan ketaatannya kepada Allah, baik melalui puasa, shalat malam, sedekah, atau tobat yang tulus, maka dia telah menyentuh inti dari "hari raya". Hari kemenangan sejati bukanlah saat mengenakan yang baru, tapi saat jiwa menjadi baru. Oleh karena itu, orang yang taat lebih layak bergembira daripada mereka yang hanya berhias secara fisik tanpa bekal ruhani.

Bagian kedua dari ucapan itu, "bukan hari raya bagi yang berhias dengan pakaian dan kendaraan . . .", menunjukkan bahwa simbol status sosial dan penampilan luar bukan ukuran kemuliaan di sisi Allah. Yang lebih utama adalah mereka yang mendapatkan ampunan, karena ampunan Allah adalah modal utama keselamatan dunia dan akhirat. Allah berfirman: اِنَّ الْمُتَّقِيْنَ فِيْ مَقَامٍ اَمِيْنٍ "Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam tempat yang aman" (QS. Ad-Dukhān: 51).

Ucapan ini juga mengajarkan bahwa hari raya adalah ujian kesyukuran. Apakah kita tetap tawadhu (rendah hati) dan menjaga ibadah setelah Ramadan? Apakah euforia hari raya membuat kita lupa pada zikir dan tilawah? Orang yang tidak menjaga ibadah setelah Ramadan ibarat petani yang lupa memanen setelah bercocok tanam. Maka, hari raya sejati adalah saat kita memetik buah dari amal saleh yang kita tanam.

Inspirasi dari Ibnu Rajab juga mengajarkan bahwa tidak semua yang merayakan Idul Fitri adalah "pemenang". Yang benar-benar menang adalah mereka yang hatinya lembut, lisannya bersih, amalnya bertambah, dan jiwanya merasa dekat dengan Allah. Seperti kata ulama salaf: كُلُّ يَوْمٍ لَا يُعْصَى اللَّهُ فِيْهِ فَهُوَ عِيْدٌ "Setiap hari yang tidak dipakai untuk maksiat adalah hari raya." Maka, kita bisa menjadikan setiap hari sebagai "Idul Fitri" selama kita menjaga diri dalam ketaatan.

Akhirnya, marilah kita maknai hari raya dengan rasa syukur, kerendahan hati, dan semangat memperbaiki diri. Jangan sampai kita termasuk orang yang bersuka cita dengan jasad, tetapi hatinya gersang dari zikir. Karena sesungguhnya, hari raya bukan milik yang berpakaian indah, melainkan milik mereka yang hidup dalam ampunan dan berada di jalan kebaikan. Itulah makna mendalam dari kalimat bijak Ibnu Rajab yang layak menjadi renungan kita setiap tahun.

تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ صَالِحَ الْأَعْمَالِ، وَجَعَلَنَا وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْعَائِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ،

وَكُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1446 H/31 Maret 2025 M

Mohon Maaf Lahir dan Batin atas Segala Kesalahan

2 komentar:

  1. Mohon maaf lahir dan batin pak, maaf atas semua kesalahan saya pribadi dan teman teman dikelas "HTN" D

    BalasHapus
  2. Teriring ucapan yang sama.
    Saya pribadi juga mohon maaf atas segala kesalahan.
    Semoga semua amal ibadah kita di bulan Ramadan diterima oleh Allah dan mendapatkan predikat muttaqin, aamiin.
    تقبل الله منا ومنكم صالح الأعمال، وجعلنا وإياكم من العائدين الفائزين المقبولين، وكل عام وأنتم بخير

    BalasHapus

Mimpi Tinggi, Hidup Bermakna: Menemukan Nilai dalam Tujuan yang Mulia

Ucapan H. Anies Rasyid Baswedan, S.E., M.P.P., Ph.D., “ Tinggikan mimpimu, tidak khawa...