Ramadan adalah bulan yang penuh
berkah, di mana setiap amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya. Ibadah seperti
puasa, shalat malam, dan membaca Al-Qur’an menjadi bagian utama dari bulan suci
ini. Namun, keindahan Ramadan tidak hanya terletak pada ibadah personal, tetapi
juga pada sejauh mana seseorang mampu berbagi dengan tulus kepada sesama. Allah
Swt. berfirman dalam Al-Qur’an, لَنْ
تَنَالُوا الْبِرَّ حَتّٰى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ ۗوَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ
شَيْءٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ “Kamu
sekali-kali tidak akan mencapai kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan,
maka sesungguhnya Allah mengetahuinya” (QS. Ali ‘Imran: 92). Ayat
ini menegaskan bahwa berbagi, terutama di bulan Ramadan, adalah salah satu
bentuk kebajikan yang mendekatkan seorang hamba kepada Allah.
Ramadan mengajarkan kita bahwa rezeki
yang kita miliki bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi ada hak orang lain di
dalamnya. Berbagi dalam bentuk sedekah, zakat, atau memberikan makanan berbuka
puasa adalah wujud nyata dari ketulusan hati. Rasulullah Saw. bersabda, مَنْ
فَطَّرَ صَائِمًا فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ، غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ
أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا “Barang siapa memberi makan orang
yang berpuasa, maka baginya pahala seperti pahala orang yang berpuasa tersebut
tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun” (HR.
At-Tirmidzi). Betapa besar ganjaran bagi mereka yang berbagi dengan ikhlas,
karena dalam setiap suapan yang diberikan, ada keberkahan yang mengalir untuk
diri sendiri dan orang lain.
Ketulusan dalam berbagi tidak hanya
tentang materi, tetapi juga tentang memberikan waktu, perhatian, dan kepedulian
kepada sesama. Ramadan menjadi momen terbaik untuk menumbuhkan empati terhadap
mereka yang kurang beruntung. Ibnul Qayyim al-Jauziyah berkata, مِنْ
عَلامَاتِ السَّعَادَةِ وَالتَّوْفِيْقِ لِلْعَبْدِ أَنْ يَزْدَادَ اهْتِمَامُهُ
بِالْآخَرِيْنَ حِيْنَ يَكُوْنُ هُوَ نَفْسُهُ فِي ضِيْقٍ وَمَشَقَّةٍ “Di
antara tanda kebahagiaan dan keberuntungan seorang hamba adalah ketika ia
semakin peduli kepada orang lain di saat ia sendiri juga dalam kesulitan.”
Ramadan mengajarkan bahwa berbagi tidak harus menunggu memiliki banyak harta,
tetapi cukup dengan hati yang tulus dan niat yang ikhlas.
Selain itu, berbagi di bulan Ramadan
juga dapat memperkuat rasa persaudaraan dan mempererat hubungan sosial. Saat
kita memberi dengan tulus, kita tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga
menanamkan kebahagiaan dalam diri sendiri. Sebuah penelitian psikologi
menunjukkan bahwa memberi dengan ikhlas dapat meningkatkan kebahagiaan dan mengurangi
stres. Islam telah mengajarkan hal ini jauh sebelum ilmu modern membuktikannya.
Rasulullah Saw. bersabda, خَيْرُ النَّاسِ
أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ “Sebaik-baik manusia adalah yang
paling bermanfaat bagi manusia lainnya” (HR. Ahmad). Oleh karena
itu, Ramadan menjadi waktu terbaik untuk menjadi pribadi yang lebih bermanfaat
melalui sikap peduli dan berbagi.
Ketulusan dalam berbagi juga menjadi
jalan untuk membersihkan hati dari keserakahan dan cinta dunia yang berlebihan.
Ketika seseorang dengan ikhlas berbagi, ia sedang melatih dirinya untuk tidak
terikat pada harta dan lebih mengutamakan kebahagiaan orang lain. Allah Swt.
menjanjikan balasan yang lebih baik bagi mereka yang memberi dengan ikhlas,
sebagaimana firman-Nya, قُلْ اِنَّ رَبِّيْ
يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ وَيَقْدِرُ لَهٗ ۗوَمَآ اَنْفَقْتُمْ
مِّنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهٗ ۚوَهُوَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ
“Katakanlah
(Nabi Muhammad), ‘Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia
kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya.’ Suatu apa pun yang
kamu infakkan pasti Dia akan menggantinya. Dialah sebaik-baik pemberi rezeki.” (QS.
Saba’: 39). Kepercayaan bahwa rezeki berasal dari Allah membuat seseorang
lebih mudah untuk berbagi tanpa rasa takut kekurangan.
Oleh karena itu, marilah kita
memperindah Ramadan dengan tidak hanya memperbanyak ibadah personal, tetapi
juga dengan berbagi secara tulus kepada sesama. Jadikan Ramadan sebagai
momentum untuk melatih keikhlasan dalam memberi, memperkuat empati, dan
menebarkan kebahagiaan bagi orang lain. Ketika tangan kita ringan untuk
berbagi, hati kita pun akan terasa lebih lapang, dan keberkahan Ramadan akan
benar-benar terasa dalam setiap aspek kehidupan. Sebab keindahan Ramadan bukan
hanya tentang hubungan kita dengan Allah, tetapi juga tentang bagaimana kita
membawa manfaat bagi orang lain dengan ketulusan hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar