Ucapan
Anies Rasyid Baswedan “Kebahagiaan sejati itu datang dari perasaan
bahwa kita berguna bagi orang lain. Cobalah kita menemukan cara-cara kecil di
mana kita bisa berdampak. Kita bisa membuat adanya peningkatan manfaat pada
hidup orang lain. Lakukan itu setiap harinya” menggambarkan makna mendalam dari hidup yang bermakna. Ia
mengajukan gagasan bahwa kebahagiaan yang sesungguhnya tidak bersumber dari
hal-hal materiil atau pencapaian pribadi semata, tetapi dari kontribusi yang
kita berikan kepada kehidupan orang lain. Ketika kita merasa bahwa kehadiran
kita membawa manfaat bagi sesama, di situlah muncul perasaan bahagia yang tulus
dan mendalam. Ini adalah panggilan untuk mengalihkan fokus dari sekadar
mengejar kesenangan pribadi menuju kepedulian sosial yang berkelanjutan.
Dalam
dunia yang sering kali mendorong kompetisi dan individualisme, pesan ini
menjadi pengingat yang penting. Banyak orang terjebak dalam paradigma bahwa
kebahagiaan hanya bisa diraih melalui kekayaan, jabatan, atau pengakuan.
Padahal, dalam kenyataannya, rasa puas dan bahagia lebih sering muncul ketika
kita merasa berguna. Ketika kita mampu membuat hidup seseorang menjadi lebih
mudah, lebih terang, atau lebih bermakna, ada kepuasan batin yang tidak bisa
digantikan oleh apapun. Bahkan tindakan-tindakan kecil seperti mendengarkan,
memberi semangat, atau membantu dengan tulus bisa memberikan dampak luar biasa.
Anies juga menggarisbawahi pentingnya memulai dari hal-hal kecil. Kadang kita berpikir bahwa untuk membuat dampak, kita harus melakukan sesuatu yang besar dan luar biasa. Padahal, perubahan besar sering kali berawal dari langkah-langkah kecil yang konsisten. Mengucapkan terima kasih, menyapa dengan senyum, atau membantu teman dalam kesulitan adalah contoh konkrit bagaimana kita bisa menjadi berguna setiap hari. Ini adalah bentuk kontribusi yang mungkin tampak sederhana, tetapi jika dilakukan secara berkelanjutan akan menumbuhkan budaya kepedulian yang kuat.
Dampak
dari tindakan kecil ini tidak hanya dirasakan oleh orang lain, tetapi juga
membentuk karakter kita sendiri. Ketika kita terbiasa untuk berpikir tentang
manfaat bagi orang lain, kita akan tumbuh menjadi pribadi yang empatik, peduli,
dan rendah hati. Dunia pun akan menjadi tempat yang lebih manusiawi ketika
semakin banyak individu yang menjadikan kebermanfaatan sebagai tujuan hidupnya.
Dalam proses ini, kita menemukan versi terbaik dari diri kita, bukan yang
paling kaya atau paling populer, tetapi yang paling memberi arti.
Menjadi
berguna juga menanamkan rasa syukur dalam diri. Saat kita melihat bahwa
kehadiran kita dapat membantu orang lain, kita akan lebih menghargai apa yang
kita miliki. Rasa syukur ini akan melahirkan kebahagiaan yang lebih stabil,
karena tidak tergantung pada kondisi luar, melainkan berasal dari dalam hati.
Kebahagiaan yang berasal dari memberi adalah kebahagiaan yang tahan lama,
karena tidak akan pernah habis selama kita terus berbagi.
Ungkapan Anies ini pun memberi arah dalam kehidupan sosial kita. Ia mengajarkan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Kita saling membutuhkan, dan karena itu, kita perlu membangun hubungan yang didasari pada kepedulian dan kontribusi. Dengan menjadi pribadi yang berdampak, kita bukan hanya menciptakan kebahagiaan bagi orang lain, tetapi juga menjadi sumber inspirasi yang menular. Satu tindakan baik bisa memicu tindakan baik lainnya, menciptakan rantai kebaikan yang meluas.
Pesan ini adalah ajakan untuk hidup dengan kesadaran dan tujuan. Setiap hari adalah kesempatan untuk menjadi lebih berguna, lebih peduli, dan lebih berdampak. Jangan tunggu waktu yang tepat atau kesempatan besar, mulailah dari apa yang ada di depan mata. Kebahagiaan sejati bukanlah hasil akhir, tetapi proses harian di mana kita terus memilih untuk memberi manfaat bagi orang lain. Dengan hidup seperti itu, kita tidak hanya menemukan kebahagiaan, tetapi juga makna hidup yang sejati.