Ucapan H. Anies Rasyid
Baswedan, S.E., M.P.P., Ph.D., “Tinggikan mimpimu, tidak khawatir Anda gagal
meraihnya, tapi yang dikhawatirkan adalah berhasil meraih mimpi tapi mimpinya
terlalu rendah,” adalah sebuah seruan yang menggugah kesadaran kita akan
pentingnya menetapkan visi hidup yang besar dan bermakna. Kalimat ini
mengandung pesan mendalam bahwa kegagalan bukanlah hal yang paling ditakuti
dalam hidup, melainkan keberhasilan yang diperoleh dari impian yang terlalu
sempit dan dangkal. Dalam konteks ini, yang dimaksud dengan “tinggikan mimpi”
bukan hanya soal cita-cita besar, tetapi juga soal keberanian untuk bermimpi
tentang hal-hal yang berdampak luas, menantang, dan melampaui kepentingan diri
sendiri.
Ketika seseorang menetapkan
mimpi yang tinggi, maka ia sedang mendorong dirinya keluar dari zona nyaman,
menantang batas-batas kemampuan, dan mengasah potensi terbaik dalam dirinya.
Mimpi besar mendorong seseorang untuk bekerja lebih keras, belajar lebih giat,
serta berpikir lebih luas. Proses mengejar mimpi yang tinggi ini akan membentuk
karakter tangguh, mental pejuang, dan jiwa visioner. Bahkan jika pada akhirnya
impian tersebut belum tercapai sepenuhnya, perjalanan yang dilalui telah
meninggikan mutu diri dan memperkaya makna hidup.
Sebaliknya, mimpi yang terlalu
rendah justru bisa menjadi jebakan. Seseorang mungkin akan merasa cepat puas,
berhenti berjuang, dan tidak menggali potensi dirinya secara maksimal. Ia
mungkin akan menikmati keberhasilan jangka pendek, namun kemudian merasa hampa
karena tidak pernah benar-benar menantang dirinya untuk melakukan sesuatu yang
lebih besar. Di sinilah letak kekhawatiran Anies Baswedan, bukan pada
kegagalan, tapi pada keberhasilan yang tidak bermakna karena mimpi yang
diperjuangkan terlalu kecil.
Pernyataan ini juga mengandung
semangat kepemimpinan dan pengabdian. Bahwa dalam hidup ini, kita seharusnya
tidak hanya bermimpi untuk diri sendiri, tetapi juga untuk kemajuan masyarakat,
bangsa, bahkan umat manusia. Mimpi yang tinggi adalah mimpi yang menyentuh
kehidupan banyak orang, yang menginspirasi dan memberi manfaat. Dalam konteks
ini, kita diajak untuk menjadikan hidup bukan sekadar pencapaian pribadi,
tetapi sebagai kontribusi nyata untuk kebaikan bersama.
Ucapan ini relevan dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam dunia pendidikan, karir, maupun pelayanan sosial. Para pendidik, pelajar, pemimpin, dan generasi muda perlu menjadikan kutipan ini sebagai pengingat agar tidak menetapkan target yang aman dan mudah, tetapi berani menetapkan tujuan yang penuh tantangan dan bernilai. Karena dalam dunia yang terus berubah dan penuh kompetisi ini, hanya mereka yang bermimpi tinggi dan bertindak dengan tekadlah yang akan membawa perubahan besar.
Mari kita jadikan ucapan ini sebagai bahan bakar motivasi untuk tidak takut bermimpi besar. Jangan takut gagal, karena dari kegagalan kita belajar dan bertumbuh. Yang harus kita takutkan adalah ketika kita berhasil, namun keberhasilan itu ternyata tak berarti banyak bagi diri kita, apalagi bagi orang lain. Maka tinggikanlah mimpimu, bukan untuk membanggakan diri, tetapi untuk menciptakan kehidupan yang lebih berarti, berdaya guna, dan meninggalkan jejak kebaikan bagi dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar